“Aku peduli lingkungan, karena itu aku gabung dengan Bye-bye Plastic Bags,” bilang Farah. Dari kepeduliannya itu, Farah rajin mengikuti kegiatan yang membahas masalah sampah, terutama sampah plastik.
Mengapa gerakan Bye-bye Plastic Bags menarik perhatian generasi milenial? Dua remaja putri asal Bali, kakak beradik Melati Wijsen dan Isabel Wijsen tercatat sebagai penggagas gerakan ini pada 2015.
Pada waktu itu, mereka masih berusia berusia 12 dan 10 tahun. Menurut Melati dia dan adiknya tergugah untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti kelas mengenai orang-orang yang membawa perubahan di sekolahnya, seperti Nelson Mandela dan Kartini.
Baca Juga: Kolaborasi Multi Pihak Demi Keberlanjutan Lingkungan. Semuanya Dimulai dari Diri Sendiri!
"Waktu kami belajar tentang hal itu, lalu kami berpikir, what can we do as kid. Kami tidak mau menunggu kami sudah selesai sekolah atau dewasa. Kami ingin mulai sekarang," ucap gadis keturunan Belanda itu usai menjadi pembicara dalam APMF 2018 di Badung, Bali, Kamis (3/5/2018).
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR