Ditulis dalam jurnal Nature Biomedical Engineering, tim peneliti internasional mencatat bahwa upaya sebelumnya untuk membuat toilet seperti itu sangat mahal dan hanya mampu memberikan informasi yang terbatas.
Namun, sistem terbaru ini dapat dipasang ke toilet yang sudah ada dan menggabungkan serangkaian sensor juga detektor. Termasuk juga strip tes yang mendeteksi tanda kesehatan dalam urin, seperti glukosa dan sel darah merah, serta rekaman video dari aliran untuk melihat perubahan yang mungkin terkait dengan penyakit.
Selain itu, sistem ini pun memiliki kamera yang mengambil gambar dari dudukan toilet. Gambar-gambar ini kemudian diklasifikasikan menggunakan sistem pembelajaran mesin --suatu jenis kecerdasan buatan--ke dalam kategori yang berbeda untuk merepresentasikan masalah seperti sembelit atau diare.
"Ia dapat mengumpulkan informasi tambahan, seperti waktu menjatuhkan tinja pertama dan total waktu duduk, yang berpotensi dapat ditindaklanjuti oleh dokter untuk membantu mengelola sembelit dan wasir," tulis peneliti.
Mungkin yang paling menarik, tim melaporkan bahwa sistem dapat mendeteksi siapa saja yang menggunakan toilet dari pemindai sidik jari pada pegangan flush, dan “analprints” (lipatan khusus pada lapisan anus) yang ditangkap video.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR