Beberapa jam setelah berlayar, sebuah badai menyerang mereka selama lima hari. Alvarenga menghubungi bosnya melalui panggilan radio untuk meminta bantuan. Namun sayangnya, alat tersebut rusak akibat badai. Mesin kapal pun juga mengalami kerusakan.
Tanpa persediaan makanan, dua nelayan ini bertahan hidup dengan mengonsumsi ikan mentah, penyu, dan ubur-ubur. Mereka meminum air hujan dan darah penyu.
Saat minggu berganti bulan, Cordoba sakit parah karena terlalu sering makan daging mentah. Ia pun meninggal tak lama kemudian.
Alvarenga kemudian menghabiskan waktu sembilan bulan sendirian di laut, sampai ia terdampar di Marshall Islands.
Perjuangan Alvarenga ini berlangsung selama 438 hari dan perjalanannya mencapai 5.500 hingga 6.700 mil.
Baca Juga: Perang Trafalgar: Kekalahan Armada Laut Napoleon oleh Tentara Inggris
Ricky Megee
Pada 23 Januari 2006, Ricky Meege sedang menyetir di wilayah Australian Outback ketika ia dicegat oleh sekelompok orang. Keesokan harinya, ia tiba-tiba terbangun dalam sebuah liang kubur dengan tubuh terbungkus plastik.
Tidak mampu menemukan mobilnya dan tak mengerti lokasi di mana ia berada, Megee dipaksa bertahan hidup selama 71 hari di medan yang berat dan berbahaya.
Dia membangun tempat berlindung menggunakan ranting dan daun. Megee hidup dari makan katak, lintah, ular, dan meminum air unrinenya sendiri.
Di malam hari, ia membatasi ‘tempat perlindungannya’ dengan batu agar anjing liar tidak mencoba memakannya saat tidur.
Suatu hari, seorang pekerja dari peternakan sapi tanpa sengaja menemukan Megee yang sudah sangat kurus karena kehieangan berat badan sebanyak 45 kilogram. Ia pun dibawa ke rumah sakit setempat dan dirawat selama beberapa waktu karena kekurangan gizi dan dehidrasi parah.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR