Saling menguntungkan
Lantas apa manfaat bagi coffee shop yang mengasuh barista? Nah, dengan ikut gerakan Barista Asuh, coffee shop juga jelas mendapatkan keuntungan.
Misalnya, barista-barista tersebut akan mengumumkan di media sosialnya tentang coffee shop yang mengasuhnya. Selain mendapat tambahan eksposur media sosial, para pelanggan tetap barista itu akan membeli produk coffee shop pengasuhnya. Dengan begitu coffee shop juga mendapat tambahan pemasukan.
Di sisi lain, barista asuh dan coffee shop juga bisa saling belajar dan tukar pengalaman ilmu perkopian. Dengan begitu, ekosistem industri kopi ini tetap terjaga. Makin kuat menghadapi pandemi.
Inti dari gerakan ini untuk menjaga semangat para barista yang dirumahkan sekaligus menyambung tali silaturahmi. “Syukur-syukur bisa membuka peluang dan mendatangkan pemasukan bagi mereka,” kata Yudis.
Pemilik akun @mas_fotokopi, yang juga menjadi penggagas gerakan ini menerangkan, selama pandemi COVID-19, banyak coffee shop yang tertatih-tatih. Apalagi sejak aturan PSBB diperketat.
"Makin banyak coffee shop tumbang, terutama yang berada di mal-mal. Karena hampir semua mal di Jakarta tutup,” kata @mas_fotokopi.
“Belum lagi coffee shop yang mengandalkan konsep tempat keren untuk pelanggannya. Kini, pelanggan nggak boleh lagi nongkrong di situ. Omzet mereka kadang tak cukup dengan hanya berjualan online,” imbuhnya.
Uniknya, berdasar pantauan @mas_fotokopi, kini coffee shop yang banyak bertahan justru berada di pinggiran Jakarta. Dan biasanya coffee shop yang berdiri sendiri di pinggir jalan atau di ruko.
Nah, untuk itu @mas_fotokopi mengajak kedai kopi yang masih bisa bertahan untuk ikut gerakan Barista Asuh. “Satu sif tapi dampaknya luar biasa, ikut memperkuat ekosistem perkopian Indonesia,” kata dia.
Cara bergabung
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR