Nationalgeographic.co.id - Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mengamati cahaya dari gelembung Fermi, gumpalan gas yang sangat besar yang menjepit galaksi Bima Sakti.
Cahaya itu dipancarkan oleh gas hidrogen yang bermuatan listrik atau terionisasi dalam gelembung. Astronom Dhanesh Krishnarao dari Universitas Wisconsin-Madison dan rekannya, mengungkapkan temuan ini pada 3 Juni lalu, melalui pertemuan virtual American Astronomical Society.
Baca Juga: Mengapa Antariksawan Merasa Gugup Saat Berada di Landasan Peluncuran?
Pada awal 2010 sebenarnya sudah dilakukan pengamatan dan mereka melihat gelembung yang memuntahkan sinar gamma. Strukturnya menjulang tinggi, dengan masing-masing setinggi 25.000 tahun cahaya.
Namun, kala itu, para ilmuwan belum mengetahui sumbernya. Peneliti memprediksi bahwa itu merupakan hasil dari lubang hitam di pusat galaksi yang secara acak menelan materi, atau emisi yang disebabkan oleh semburan bintang yang terbentuk.
Pada pengamatan terbaru di dalam gelembung, gas mengembang ke luar, gerakannya mengubah panjang gelombang cahaya yang tampak.
Material yang lebih dekat ke tata surya tampak lebih biru dan gas yang bergerak menjauh tampak lebih merah. Pergeseran panjang gelombang memungkinkan para peneliti untuk menentukan kecepatan gas di satu lokasi di dalam gelembung.
Dengan menggunakan teleskop Wisconsin H-Alpha Mapper atau WHAM, para peneliti menentukan bahwa gas mengalir keluar sekitar 220 kilometer per detik.
Baca Juga: Asteroid yang Jatuh ke Laut Dapat Membentuk Kehidupan di Bumi dan Mars
Dengan melakukan pengukuran di lokasi lain, para peneliti berharap untuk lebih memetakan kecepatan gas.
“Yang bisa memberitahu kita ialah output energi dari gelembung Fermi telah berubah. Hal ituah yang benar-benar menjelaskan tentang asal-usulnya lebih banyak," kata Krishnarao pada laman Sciencenews.
Source | : | sciencenews.org |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR