Nationalgeographic.co.id – Para ilmuwan telah menemukan eksoplanet mirip Bumi yang berpotensi untuk dihuni. Bintangnya pun mirip dengan Matahari.
Eksoplanet ini—yang masih ditetapkan sebagai kandidat planet hingga konfirmasi lebih lanjut—memiliki jarak yang tepat dengan bintangnya sehingga memungkinkan adanya permukaan penuh dengan cairan. Dengan kata lain, ia berpotensi menampung kehidupan.
“Ukurannya kurang dua kali lipat dari Bumi dan memiliki bintang seperti Matahari yang membuatnya begitu istimewa dan akrab,” kata Rene Heller, pemimpin penelitian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Gelembung Gas Cahaya Raksasa di Galaksi Bima Sakti
Rene dan timnya dari Max Planck Institute for Solar System Research mendeskripsikan planet dan bintang ini dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Astronomy & Astrophysics.
Untuk sekarang, kandidat planet tersebut diberi nama KOI-456.04. Jika keberadaannya dikonfirmasi oleh teleskop lain, ia akan bergabung dengan grup berisi 4.000 planet yang diketahui berada di luar Tata Surya.
Apa yang membuatnya layak huni?
Untuk diangggap layak huni, planet harus mengorbit bintang pada jarak stabil yang memungkinkannya mempertahankan suhu yang sesuai dengan cairan.
Galaksi Bima Sakti dapat menampung hingga 10 miliar planet yang memiliki ciri seperti Bumi. Sekitar 4.000 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi.
Sebagian besar eksoplanet tidak memiliki syarat yang dibutuhkan untuk kehidupan. Namun, dari planet yang berpotensi untuk ditinggali, para peneliti telah menemukan orbit bintang katai merah, tapi itu tidak cukup stabil. Bintang katai merah lebih kecil dan lebih redup dari Matahari serta memancarkan radiasi inframerah. Mereka juga terkadang melepaskan suar berenergi tinggi yang dapat ‘menggoreng’ planet-planet di sekitarnya.
Selain itu, di antara eksoplanet yang mengorbit bintang seperti Matahari, kebanyakan jauh lebih besar dari Bumi—biasanya seukuran Neptunus (empat kali ukuran Bumi). Planet-planet yang lebih besar ini cenderung menjebak terlalu banyak hidrogen di atmosfernya dan raksasa gas semacam itu tidak mampu menahan cairan.
Source | : | bussiness insider |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR