Hal tersebut mengakibatkan paus kembali menjelajah daerah yang sebelumnya padat oleh kegiatan pelayaran dan aktivitas di laut selama pandemi.
2) Pengasaman laut melambat
Beberapa laporan mengindikasikan bahwa adanya penurunan harian emisi karbon dioksida di atmosfer.
Banyak peneliti berargumen bahwa ini hanya dampak langsung dari penurunan drastis aktivitas manusia meski ada kemungkinan untuk naik kembali.
Namun, turunnya level karbon dioksida di atmosfer akan memperlambat proses pengasaman laut.
Laut yang memanas akibat meningkatnya gas rumah kaca, –karbon dioksida (CO₂), nitrogen dioksida (N₂O), metana (CH4), dan freon–, di atmosfer.
Ini akan meningkatkan tingkat keasaman laut dan menyebabkan pemutihan pada terumbu karang (coral bleaching) yang berujung kepada kematian karang dan spesies laut yang menjadikan terumbu karang rumah mereka.
Walaupun pertumbuhan karang tidak sampai 1 cm per tahun, pengurangan aktivitas turis diharapkan dapat mengurangi kerusakan karang dan memberi harapan untuk karang dapat tumbuh kembali.
Hal ini pernah terjadi di pantai Maya Bay, Kepulauan Phi Phi, Thailand pada tahun 2018.
Ketika itu pengelola pantai menutup lokasi wisata selama lebih dari 3 bulan untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang rusak akibat kunjungan turis yang datang karena pantai tersebut menjadi lokasi syuting film, The Beach, yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio di tahun 2000.
Setelah penutupan, disertai dengan pengawasan ketat dari para peneliti kelautan, biota-biota laut, seperti hiu karang (Carcharhinus limbatus), mulai muncul kembali di daerah tersebut.
Salah satu ahli konservasi karang dari Malaysia, pendiri dan CEO Ocean Quest Global, sebuah NGO yang fokus terhadap konservasi terumbu karang, Annuar Abdullah, mengatakan bahwa yang terjadi di Pantai Maya Bay menunjukkan bahwa faktor absennya manusia akan mempercepat pemulihan alam secara alami.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR