Nationalgeographic.co.id—Ribuan struktur bangunan berbentuk persegi panjang ditemukan di Arab Saudi. Menurut hasil riset para peneliti, bangunan-bangunan ini berusia lebih dari 7.000 tahun dan diyakini telah menjadi bagian dari pemujaan ternak prasejarah.
Lebih dari 1.000 bangunan misterius yang ditemukan ini disebut sebagai mustatil. Dalam bahasa Arab, mustatil berarti "persegi panjang".
Meskipun penampilannya bervariasi, umumnya bangunan-bangunan ini berbentuk persegi panjang dan sering kali terdiri dari dua platform yang dihubungkan oleh dua dinding. Beberapa mustatil memiliki sebuah kamar atau ruangan di tengah yang terbuat dari dinding batu yang mengelilingi area terbuka dengan sebuah batu berdiri di tengahnya.
Hari riset terkini baru-baru ini memperkuat teori yang diajukan oleh para peneliti sebelumnya bahwa mustatil memiliki tujuan ritualistik. Selain itu, para peneliti dalam riset terbaru ini juga memberikan bukti bahwa bangunan-bangunan itu adalah bagian dari pemujaan ternak.
"Mustatil di barat laut Arab mewakili lanskap ritual monumental berskala besar pertama di mana pun di dunia, mendahului Stonehenge selama lebih dari 2.500 tahun," ujar Melissa Kennedy, asisten direktur proyek Aerial Archaeology in the Kingdom of Saudi Arabia project (AAKSA), dalam sebuah pernyataan yang dilansir Live Science.
"Struktur-struktur ini sekarang dapat ditafsirkan sebagai instalasi ritual yang berasal dari akhir abad keenam Sebelum Masehi, dengan penggalian baru-baru ini mengungkapkan bukti paling awal untuk [sebuah] kultus ternak di Jazirah Arab," tulis tim peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Antiquity pada 30 April 2021.
Baca Juga: Koin-Koin Arab Kuno Ungkap Aksi Keji Perompak Kapal Rombongan Haji
Hasil riset tim penelii ini mengungkapkan "bahwa monumen-monumen ini secara arsitektural lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya, menampilkan kamar-kamar, pintu-pintu masuk dan sejumlah orthostat [lempengan batu tegak]," tulis tim dalam makalah tersebut.
Beberapa mustatil telah dijarah atau dirusak. Namun, pada tahun 2019 tim berhasil menggali dan menemukan beberapa mustatil yang masih utuh.
Mereka menemukan bahwa struktur-struktur bangunan itu berisi banyak tulang dan tanduk sapi serta sisa-sisa dari domba, kambing, dan kijang. Sisa-sisa ini ditemukan di tengah sebuah ruangan —yang dibangun dengan dinding batu— di samping batu besar yang berdiri tegak.
Temuan terbaru ini membuat tim percaya bahwa hewan-hewan itu adalah "persembahan" dari orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan ritual yang terkait dengan pemujaan ternak. Para peneliti juga meyakini bahwa kultus ini mungkin telah didedikasikan untuk dewa atau kekuatan supernatural yang terkait dengan ternak.
Yang menarik, para arkeolog juga menemukan seni cadas di daerah tersebut dari periode waktu yang sama. Seni cadas ini juga turut mendukung gagasan bahwa mustatil digunakan sebagai bagian dari pemujaan ternak. Seni cadas itu menunjukkan "pemandangan menggembala ternak dan berburu," tulis tim peneliti tersebut.
Baca Juga: Sisa Reruntuhan Salah Satu Masjid Tertua di Dunia Ditemukan di Israel
Struktur-struktur mustatil ini begitu besar dan menonjol di lanskap sehingga fungsi ritual tampaknya mungkin terjadi, kata para peneliti. Selain itu, panjang dinding tidak lebih tinggi dari 0,5 meter, yang berarti struktur tersebut tidak dapat berfungsi sebagai kandang hewan, kata mereka.
Penemuan sejumlah tulang dan tanduk sapi di dalam mustatil-mustatil ini menambah bukti bahwa lingkungan di wilayah tersebut lebih basah sekitar 7.000 tahun yang lalu daripada saat ini. "Lingkungan pasti jauh lebih lembap selama periode ini, kami mengetahuinya dari data paleoklimatologi yang dikumpulkan dari seluruh Semenanjung Arab," papar Kennedy.
"Hewan ternak membutuhkan banyak air untuk bertahan hidup. Jadi dengan menemukan tanduk sapi yang terawat baik dan luar biasa ini di dalam mustatil-mustatil tersebut, kami mulai mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang seperti apa Neolitik Akhir di bagian Jazirah Arab ini," jelasnya.
Masih banyak lagi misteri terkait mustatil-mustatil ini yang masih harus dipecahkan. Misalnya, mengapa beberapa mustatil dibangun di lereng gunung berapi?
"Kami tidak begitu yakin mengapa mereka dibangun di atas gunung berapi," kata Hugh Thomas, direktur proyek dalam riset ini. "Mungkin, dengan menempatkan beberapa struktur ini pada fitur lanskap yang menonjol seperti gunung berapi, mereka mungkin telah digunakan sebagai penanda lanskap atau mungkin penanda teritorial yang menunjukkan area penggembalaan pastoral untuk kelompok tertentu," ucap Thomas.
"Yang sangat menarik adalah beberapa mustatil sangat terlihat, sementara yang lain hampir tersembunyi. Tampaknya hampir tidak ada konsistensi dalam penempatannya, yang sangat tidak biasa," pungkas Thomas.
Source | : | Live Science,Antiquity |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR