Sekarang, sepasang ahli bahasa di laboratorium IKER di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (National Centre for Scientific Research/CNRS) Prancis telah mempertimbangkan perdebatan tersebut. Mereka melakukan penelitian dengan fokus pada stensil-stensil tangan yang ada di Gua Gargas di Prancis.
Semua dari 92 stensil yang mereka analisis di sana menunjukkan bahwa gambar-gambar itu bisa berfungsi dengan baik sebagai komponen bahasa isyarat. Temuan dari Gargas itu telah diterbitkan pada bulan Maret di jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society B.
Para peneliti sekarang memperluas analisis mereka ke gua-gua lain di Eropa barat yang juga memiliki lukisan-lukisan stensil tangan. Sejauh ini mereka menemukan pola yang sama, menurut Aritz Irurtzun, salah satu peneliti yang melakukan penelitian tersebut.
"Ini memberi bobot pada hipotesis bahwa ini mewakili semacam bahasa isyarat," kata Irurtzun, seperti dilansir Inside Science.
Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?
Gua Gargas memiliki jumlah dan variasi stensil tangan yang luar biasa, dengan sembilan konfigurasi berbeda yang melibatkan setidaknya satu jari yang hilang. Stensil-stensil di Gargas kemungkinan dibuat sekitar 30.000 hingga 35.000 tahun yang lalu. Ini adalah periode dari beberapa ribu tahun setelah manusia moderen menggantikan Neanderthal di wilayah tersebut, menurut Paul Pettitt, seorang arkeolog paleolitik di Universitas Durham University di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Gua-gua lain mungkin memiliki stensil yang lebih tua, meskipun beberapa hasil penanggalannya kontroversial.
Irurtzun dan rekannya Ricardo Etxepare beralasan bahwa pengaturan jari apa pun yang digunakan dalam bahasa isyarat mungkin akan mudah dibuat, tanpa memerlukan permukaan atau tangan lain untuk membantu menahan jari itu di tempatnya. Variasi susunan tangan yang jauh lebih luas juga dapat dengan mudah distensil, karena stensil dapat menekan jari yang ditekuk ke dinding.
Para peneliti menganalisis semua foto-foto stensil yang tersedia dari gua Gargas yang telah didokumentasikan oleh peneliti sebelumnya. Mereka menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan susunan otot di setiap jari. Sistem peringkat posisi tangan dari nol sampai empat, dengan empat menjadi sangat sulit atau tidak mungkin bagi kebanyakan orang untuk membuatnya tanpa bantuan alat atau orang lain. Dalam salah satu contoh posisi "empat", jari tengah dan kelingking ditekuk ke bawah sementara ibu jari, jari telunjuk dan jari manis tetap lurus.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Inside Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR