“Karena pengalaman yang akan diperoleh di sana menyebalkan tak hanya bagi manatee, tetapi juga buat manusia.” Berbagai isu legal mengenai akses jalur air dan pertanyaan mengenai alokasi hak kunjungan yang adil semakin memperpelik masalah.
Beberapa toko alat selam dan bisnis lokal lainnya bisa dipastikan akan memprotes keras apa pun yang berujung pada pembatasan jumlah wisatawan. Seolah-olah sistem kuota belum cukup kontroversial, Pat Rose dari Save the Manatee Club mengusulkan untuk sepenuhnya menjadikan Three Sisters suaka bagi manatee, menjauhkan pesnorkel dan pengguna kayak dari sana, dan hanya mengizinkan pengamatan dari titian kayu di atas mata air.
Jika proposal itu diajukan, perlawanan pembatasan kecepatan di Teluk Kings akan terlihat tumpul. Sementara itu, majalah wisata dan acara televisi terus memublikasikan kesempatan berenang bersama manatee di Teluk Kings, menyulut imajinasi banyak orang dan menghadirkan hasrat sekali-seumur-hidup bergaul dengan satwa ini.
“Tak ada tempat lain serupa Teluk Kings,” kata Michael Lusk. “Justru keunikan itulah yang mengundang konflik, terutama akibat semakin banyak orang berduyun-duyun kemari. “Saya ingin mencari tempat yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan manatee sekaligus memperoleh pengalaman luar biasa, dengan tetap menghiraukan keamanan dan keselamatannya.”
!break!
Mike Birns pernah mendengar ungkapan penuh amarah di sebuah pertemuan publik, tetapi pihak yang bertikai juga sesekali bisa berkompromi. “Yang lucu,” katanya, “manatee telah mendorong kita merenung tentang cara kita mengendalikan diri.”
Anda memutuskan untuk mengenakan pakaian selam dan masker, lalu meluncur ke kanal di Three Sisters Springs. Anda menurunkan kepala, sehingga keriuhan obrolan dan gelak tawa orang teredam air. Anda berenang mendekati area suaka yang telah dipagari tali dan berhenti, menyaksikan puluhan sosok kelabu besar beristirahat di dekat dasar sungai.
Mereka bermandikan air yang keluar dari tanah, menghangatkan diri sebelum kembali ke teluk untuk makan. Seekor manatee menoleh ke arah Anda, lamban namun anggun, lalu menghampiri Anda dan berhenti, tepat ketika wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari masker Anda. Yang kemudian terjadi, Anda tahu, adalah kalian sama-sama berkontemplasi.
Buruk rupakah manatee? Tulang yang besar dan padat memungkinkannya bergerak luwes di air; evolusi tak memperhitungkan bahwa tulang itu berisiko kematian saat tertabrak kapal. Wajahnya yang datar dan keriput sama sensitif dan berototnya dengan lidah manusia, sempurna untuk melahap rumput air.
Rambut aneh di sekujur wajahnya? Itu vibrissae, seperti yang dimiliki anjing dan kucing, berhubungan dengan sensor yang menyampaikan rangsangan sekecil apa pun dari indera ke otak. Kucing dan anjing punya sekitar 50 vibrissae di wajah mereka; manatee memiliki 600.
Bukan salah manatee yang berevolusi tanpa predator di lingkungan bermakanan berlimpah, yang menjadikannya rapuh dan kurang waspada, sehingga kelestariannya bergantung pada kesediaan kita untuk berbagi planet padat ini.
**Mel White mengulas burung-burung firdaus di edisi Desember. Paul Nicklen mengambil spesialisasi fotografi bawah air, kerap kali di wilayah kutub.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR