Kemudian, pada 1978, Craig Packer dan Anne Pusey melanjutkan penelitian itu, setelah sebelumnya melakukan penelitian lapangan di Gombe Stream Research Center (juga di Tanzania) bersama Jane Goodall. Pusey menggarap proyek singa selama 12 tahun, ikut menyusun beberapa makalah penting. Packer masih meneruskan penelitiannya, memimpin Serengeti Lion Project.
Di tempat ini pula Ingela Jansson bekerja. Penelitian 35 tahun Packer ditambah hasil dari Schaller dan yang lain, menjadikan Serengeti Lion Project salah satu penelitian lapangan berkelanjutan mengenai satu spesies, yang terlama. “Jika kita memiliki kumpulan data dalam jangka panjang,” kata Schaller kepada saya, “kita dapat mengetahui kejadian sebenarnya.”
!break!
Salah satunya adalah soal kematian satwa-satwa ini. Meskipun hal ini pasti dialami semua makhluk, waktu dan penyebabnya dapat mengungkap beberapa pola penting. Setelah nyaris kehilangan nyawa menghadapi the Killers, C-Boy melepaskan kekuasaannya atas kawanan Jua Kali dan beralih ke timur. Hildur, mitra koalisinya, pergi bersamanya.
Saat saya menemukan C-Boy tiga tahun kemudian, dia dan Hildur menguasai dua kawanan lain, Simba East dan Vumbi, yang kawasannya ada di antara dataran terbuka dan kopje—formasi batu granit menjulang, di selatan Sungai Ngare Nanyuki. Ini bukan lokasi terbaik di Serengeti bagi singa dan mangsanya, namun menawarkan kesempatan baru bagi C-Boy dan Hildur.
Saya menjelajahi kawasan itu bersama Daniel Rosengren, petualang Swedia lainnya, yang menggantikan Jansson untuk tugas pemantauan singa. Di sini—di sebelah timur kawasan wisata utama dan di selatan sungai—padang rumput membentang bergelombang, diselingi kumpulan kopje setiap beberapa kilometer. Kopje, busut granit berhias pepohonan dan belukar, mencuat di tengah padang, menawarkan keteduhan dan keamanan serta tempat pengamatan bagi singa yang beristirahat.
Kita dapat berkendara selama berhari-hari di bagian taman yang ini tanpa melihat satu kendaraan wisata pun. Bersama dengan Michael (Nick) Nichols dan tim fotografinya yang menghabiskan waktu berbulan-bulan di kemah di dekat dasar sungai, kami menjadi penguasa kawasan itu.
Sore itu, sinyal radio di headphone Rosengren membawa kami ke Kopje Zebra, tempat kami menemukan betina berkalung-radio dari kawanan Vumbi tersembunyi di antara tumbuhan. Di sampingnya terlihat jantan gagah dengan surai tebal yang menutupi leher dan bahunya, berwarna kuning kecokelatan hingga hitam. Itulah sosok C-Boy.
Dari jarak 12 meter, sekalipun diperjelas dengan teropong, saya tak melihat bekas cedera pada bagian samping atau belakangnya. Luka-lukanya sembuh. “Pada singa,” kata Rosengren kepada saya, “sebagian besar bekas luka menghilang dengan cepat, kecuali di sekitar hidung atau mulut.” C-Boy membuka babak baru kehidupan di tempat baru, dengan kawanan betina yang baru, dan tampaknya hidup senang.
Dia dan Hildur sudah memiliki beberapa keturunan baru. Dan, malam sebelumnya—demikian kami dengar dari Nichols yang menyaksikannya—kawanan singa betina Vumbi menangkap eland, mangsa yang sangat besar. C-Boy meletakkan kaki depannya di atas bangkai itu, mengklaim hak makan pertama.
C-Boy menikmati eland itu sendirian, memilih bagian yang terbaik tetapi tak makan terlalu banyak, sebelum mengizinkan kawanan singa betina dan anaknya ikut berpesta. Hildur berada di tempat lain, mungkin membuahi betina lainnya. Jadi, keduanya hidup senang, menikmati semua hak prerogatif singa jantan yang menetap. Sayangnya, 12 jam kemudian kami menemukan bukti bahwa masalah masih membayangi keduanya.
!break!
Masalahnya adalah persaingan antara kelompok singa jantan. Pagi keesokan harinya, Rosengren membawa kami berkendara ke utara dari kamp Nichols ke arah sungai. Ia mencari kawanan singa yang dinamai Kibumbu, yang anak-anaknya diasuh oleh koalisi jantan yang lain. Para pejantannya tidak terlihat beberapa bulan terakhir—pergi entah ke mana, tanpa diketahui alasannya—dan Rosengren bertanya-tanya singa manakah yang menggantikan para pejantan tersebut.
Hal ini merupakan tugasnya dalam penelitian singa Packer yang lebih luas: mencatat kedatangan dan kepergian, kelahiran dan kematian, persekutuan dan perpecahan, yang memengaruhi ukuran kawanan dan kepemilikan kawasan. Jika Kibumbu memiliki ayah baru, kelompok yang manakah? Rosengren curiga—dan hal itu terbukti ketika kami menemukan kawanan the Killers di antara rumput tinggi di tepi sungai.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR