DAPUNTA HYANG
Apakah itu dia? Saya membatin, melihatnya tergolek di ujung sana saat berusaha melewati celah-celah di antara sejumlah batu prasasti lain. Salah satu teras di Museum Nasional Jakarta ini dipenuhi puluhan prasasti dari masa klasik. Semuanya diletakkan berdekatan.
Akan sulit menemukan prasasti mungil ini kalau tidak mengetahui bentuknya. Dibuat dari sebuah batu sungai, prasasti ini berukuran panjang 43,5 sentimeter, lebar 29 sentimeter, dan tinggi 34 sentimeter. Saya berjongkok dan membaca tulisan pada pelat bertuliskan keterangan yang dipasang di samping prasasti ini. Benar, ini dia.
Prasasti Kedukanbukit, begitu sebutannya. Prasasti ini ditemukan oleh orang Belanda bernama Batenburg, bulan November 1920 di Kampung Kedukanbukit di tepian Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Selintas ada rasa getir. Prasasti ini diletakkan di tepi teras sempit di museum, dekat selokan. Seakan-akan kurang penting. Padahal, inilah prasasti Sriwijaya yang bersifat seperti proklamasi. Mungkin prasasti Sriwijaya terpenting, paling menunggu penyelesaian tafsir.
Dalam prasasti inilah terdapat fakta sejarah yang terjadi 10 tahun setelah I-Tsing meninggalkan Sriwijaya menuju Melayu lalu terus ke India. Prasasti ini mengisahkan suatu perubahan besar di Sriwijaya.
“Pada tanggal 23 April 682, Dapunta Hyang melakukan siddhayatra. Pada tanggal 19 Mei tahun yang sama, ia berangkat dari Minanga dengan membawa 20.000 pasukan dan 200 kotak perbekalan di perahu. Pasukan yang berjalan kaki 1.312 orang. Tiba di Mukha Upang dengan senang hati. Pada tanggal 16 Juni, dengan lega gembira ia mendirikan wanua. Sriwijaya jaya. Siddhayatra sempurna.”
!break!
Demikian isi prasasti Kedukanbukit setelah berhasil dibaca. Para ahli silih-berganti menerbitkan tafsir mengenai nama-nama tempat yang disebutkan dalam prasasti itu, beserta proses telaahnya. Bagaimanapun, setelah berselang 1.300 tahun, penafsiran toponimi menjadi sangat rumit. Nama-nama tempat sudah banyak mengalami perubahan seiring perkembangan bahasa, dialek, dan peradaban.
Berkat tafsir oleh Boechari pada 1985-1986, Mukha Upang dikenali sebagai pulau kecil di pertemuan Sungai Musi dan Sungai Upang—ke arah pesisir timur Sumatra dari arah Palembang. Namun, letak Minanga (tempat Dapunta Hyang bertolak pada 19 Mei 682) tetaplah misterius.
Beberapa penafsiran pernah digagas mengenai lokasi Minanga: Sumatra Barat (Minangkabau), Riau (pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri atau Batang Kuantan), Sumatra Utara (Binanga), Muara Tamban (sekitar muara Sungai Musi), Semenanjung Malaka, bahkan Kamboja (Sungai Mekong). Terlepas dari misteri yang belum terjawab ini, beberapa hal lainnya sudah disepakati sebagai fakta.
Hal pertama, waktu kejadiannya sudah diketahui karena tahun Saka yang aslinya digunakan dalam prasasti itu dapat dikonversi ke tahun Masehi. Hal kedua, kata siddhayatra merupakan penggambaran suatu perjalanan suci untuk mencapai kesempurnaan. Bisa pula ziarah Waisak. Hal ketiga, wanua adalah permukiman.
Para ahli sepakat, prasasti Kedukanbukit memberitakan tiga peristiwa yang dilakukan Dapunta Hyang: perjalanan ziarah, perjalanan berperang lalu berkumpul di Mukha Upang, dan pendirian wanua baru. Jadi, 10 tahun setelah I-Tsing singgah untuk pertama kali, tersebutlah nama Dapunta Hyang sebagai raja Sriwijaya dan perpindahannya dari Minanga ke permukiman baru setelah melakukan ekspedisi militer.
Segera terbit aneka pertanyaan: Apakah Dapunta Hyang adalah raja yang membantu I-Tsing ke Melayu dalam persinggahan pertama? Di mana persisnya kota Foshih saat persinggahan pertama I-Tsing? Apakah Foshih dalam persinggahan pertama I-Tsing sama dengan asal-usul Dapunta Hyang, yakni Minanga?
ARCA BUKIT SIGUNTANG
“Para ahli sepakat, yang disebut oleh I-Tsing pada persinggahan pertama dan kedua memang Sriwijaya,” ujar Nurhadi Rangkuti, ahli arkeologi dari Balai Arkeologi Palembang yang saya temui di ruangan kerjanya. Mungkin saat persinggahan pertama, I-Tsing berada di Minanga. Lalu saat persinggahan kedua, I-Tsing berada di wanua baru yang didirikan Dapunta Hyang.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR