Pemerintah Jepang menyatakan, kebutuhan robot tanpa awak untuk membersihkan kompleks nuklir di Prefektur Fukushima akan terpenuhi di tahun 2013. Kemudian robot digunakan dalam melaksanakan pembongkaran bangunan reaktor Fukushima Daiichi tersebut.
Teknologi robot canggih yang sedang dikembangkan ini akan membuat proses pembersihan dapat dilakukan dengan kendali jarak jauh mengingat tingkat radiasi di sekitar kawasan sangat tinggi. Perdana Menteri Urusan Bencana Nuklir, Goshi Hosono, mengutarakan harapannya agar robot dapat dikerahkan, setelah menghadapi kritik bertubi tentang kecanggihan robot Jepang yang hanya bermanfaat untuk hal-hal 'kurang penting', contohnya robot yang bisa memainkan biola saat Shanghai Expo.
Diperlukan waktu 30 hingga 40 tahun untuk membongkar reaktor-reaktor pada PLTN yang rusak tersebut. "Di dalam 30-40 tahun proses, kita membutuhkan teknologi robot ini. Dan saya menginginkan Jepang, agar mampu membangun teknologi unggulan dalam artian sebenarnya," tambah Hosono.
Otoritas pemerintah mengumumkan bahwa saat ini, kurang lebih 9 bulan pasca bencana gempa dan tsunami Jepang, keadaan reaktor yang rusak telah dikendalikan dan berada pada kondisi stabil pendinginan. Bencana radiasi nuklir Jepang ini terjadi sebagai dampak gempa dan Tsunami yang terjadi pada Maret 2011.
Bocornya fasilitas nuklir Jepang ini dianggap yang terburuk setelah bencana Chernobyl di Uni Soviet pada 1986. (Sumber: Mainichi Daily News)
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR