Riset untuk membuktikan tentang potensi dua analog kurkumin sebagai agen kemoterapi sel kanker kolon tengah dikembangkan Cancer Chemoprevention Research Center di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Dikatakan oleh Retno Murwanti, ahli biologi molekuler yang menjadi kepala penelitian ini, kedua analog tersebut adalah Natrium pentagamavunon (Na PGV-0) serta Kalium pentagamavunon-0 (K PGV-0).
"Kedua senyawa ini merupakan modifikasi dari PGV-0. PGV-0 itu suatu analog kurkumin, turunan dari bahan aktif yang diambil dari rimpang kunyit maupun temulawak, dengan peningkatan kelarutan," terang Retno saat dijumpai dalam sebuah acara penghargaan penelitian iptek di Jakarta, pekan lalu.
Ia pun menjelaskan, bahwa yang digunakan di penelitian ini adalah sel kanker kolon WiDr yang sudah memiliki kemampuan untuk membelah diri. Hasilnya sangat penting bagi kemoprevensi kanker kolon. "Jadi penelitian dilakukan secara in silico dan in vitro," tambahnya.
Evaluasi potensi Na PGV-0 dan K PGV-0 didasarkan pada aktivitas sitotoksik atau kematian sel kankernya, kemampuan memacu apoptosis (program bunuh diri) pada sel-sel kanker, juga kemampuan menurunkan ekspresi protein COX-2 dan IKK yang berperan dalam perkembangan hidup sel kanker.
Salah satu keunggulan analog kurkumin PGV-0 dari kurkumin adalah strukturnya yang lebih datar sehingga memungkinkan aktivitas yang lebih baik.
Dalam penelitian sebelumnya, oleh Edy Meiyanto yang berasal dari Fakultas Farmasi UGM pula, didapatkan data mengenai proliferasi sel yang menunjukkan PGV-0 maupun kurkumin dapat menghambat atau menurunkan sifat proliferatif dari sel kanker payudara.
Kanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar, dan menjadi kanker peringkat 2 mematikan. Sebagaimana kanker lainnya, kanker kolor dapat tumbuh dengan relatif cepat, menyusup (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke liver, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
(Baca juga: Kurkumin Kunyit Bermanfaat untuk Terapi Kanker)
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR