TELESAR V, robot terbaru buatan ilmuwan Jepang, dibuat dengan teknologi seperti robot-robot genetis yang ada di film besutan Hollywood, Avatar. Di film tersebut digambarkan bahwa tentara Amerika Serikat mampu mengendalikan dari jarak jauh robot-robot yang dibuat menyerupai ras teresterial yang ingin mereka susupi.
Telexistence Surrogate Antropomorphic Robot adalah nama panjang dari robot yang memungkinkan manusia mengendalikan aksi robot, sekaligus melihat, mendengar dan merasakan hal yang sama yang dialami robot.
Robot ini dioperasikan dengan kontrol dari manusia. Untuk mengoperasikannya, seseorang harus menggunakan perlengkapan khusus yang terdiri dari perlengkapan di kepala, sarung tangan, dan rompi yang gunanya untuk mengendalikan aksi robot.
Sarung tangannya dibuat dari bahan poliester tipis yang dilapisi semikonduktor dan motor kecil agar pengguna bisa 'merasakan' apa yang disentuh robot, mengenali berbagai macam sensasi seperti permukaan yang lembut, bergelombang, dan panas atau dingin.
Untuk penglihatan, robot akan menangkap situasi sekitar dengan kamera yang diletakan di mata. Gambaran kamera kemudian akan muncul dalam format tiga dimensi pada layar video di depan mata pengendali.
Sho Kamuro, peneliti yang mencoba mengoperasikan robot mengungkap pengalamannya. "Saat saya mengenakan perlengkapan pengoperasiannya dan menggerakkan tubuh, saya melihat tangan saya berubah jadi tangan robot," kata Sho.
"Saat menggerakkan kepala, saya melihat pemandangan yang berbeda dengan sebelumnya. Aneh rasanya, kita mengira diri kita benar-benar sudah berubah menjadi robot," papar Sho.
Profesor Susumu Tachi, ahli virtual reality dari Keio University mengatakan, robot seperti ini dikembangkan untuk membantu pekerjaan manusia. Salah satunya untuk masuk ke tempat-tempat yang terlalu bahaya jika didatangi manusia.
Salah satu skenarionya adalah menggunakan robot ini untuk masuk ke Fukushima Daiichi, kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat gempa dan tsunami tahun lalu.
"Saya rasa penelitian dan pengembangan lebih lanjut bisa membuat robot ini masuk ke kawasan-kawasan berbahaya dan melakukan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan manusia," kata Profesor Susumu.
"Penting bagi kami untuk membuat robot-robot yang mampu bekerja di kawasan radioaktif dan itu adalah tujuan kami," Susumu menandaskan.
REKOMENDASI HARI INI
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
KOMENTAR