Selepas 1958, kondisi Goodison Park berjalan baik-baik saja sebelum akhirnya menjelang akhir 1959, hujan salju yang lebat tak dapat terbendung akibat kurangnya drainase. Pasokan air berlebih dan minimnya drainase membuat permukaan lapangan menjadi banjir. Maka, pada 1960 Goodison Park mengalami sejumlah perbaikan ulang, dengan mengganti dan menambah drainase agar undersoil-heating yang terpasang dapat bekerja optimal.
Selepas tahun 1960, Goodison Park telah menjadi percontohan sebagai stadion dengan kesiapan optimum saat menghadapi musim dingin. Kemudian beberapa stadion di Inggris pun melakukan hal yang sama, seperti Stadion Elland Road markas Leeds United pada 1968, Highbury markas Arsenal pada 1970, hingga Anfield markas Liverpool pada 1980.
Crispin Andrews dalam tulisannya pada Sports Tech: Football Pitch tentang Pitching the hybrid pitch, menuliskan, "bahkan undersoil-heating yang diterapkan pada stadion modern sudah menggunakan sistem sub-udara untuk meniup udara hangat ke dalam tanah melalui lubang pipa di bawah lapangan," pungkasnya. Terdapat juga teknologi tambahan seperti blower dan kipas besar di bawah tanah yang dapat meniup dan menarik angin panas/hangat melintasi lapangan untuk mempercepat pengeringan tanah dan rumput. Kecanggihan zaman telah membuat sepak bola menjadi lebih menarik untuk disaksikan.
Dua Pendaki Wanita Meninggal dalam Tragedi Puncak Cartenz Papua, Ini Profil dan Kronologinya
Source | : | football-stadiums.co.uk |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR