Laporan terbaru, yang juga diterbitkan di jurnal BioScience, telah menambahkan 2.800 nama ilmuwan ke dalam kelompok belasan ribu ilmuwan sebelumnya. Dalam laporan tersebut, mereka melakukan pembaruan terhadap peringatan atas krisis iklim ini.
"Kita mendekati atau telah melewati titik kritis yang terkait dengan bagian penting dari sistem Bumi, termasuk lapisan es Antarktika Barat dan Greenland, terumbu karang air hangat, dan hutan hujan Amazon," tulis para peneliti dalam laporan baru tersebut.
"Mengingat perkembangan yang mengkhawatirkan ini, kami membutuhkan pembaruan yang singkat, sering, dan mudah diakses mengenai darurat iklim ini."
Dalam laporan terbaru itu, mereka juga mencatat bahwa 1.990 yurisdiksi telah secara resmi menyatakan atau mengakui keadaan darurat iklim. Ribuan yurisdiksi itu juga menyatakan mulai melakukan pendekatan kebijakan untuk dapat mengurangi beberapa kerusakan yang telah kita lakukan terhadap planet kita ini.
Baca Juga: Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan Sektor Perikanan Indonesia
Para peneliti menyarankan "pendekatan kebijakan jangka pendek tiga cabang": harga karbon global yang jauh lebih tinggi, penghentian penggunaan bahan bakar fosil di seluruh dunia, dan pengembangan cadangan iklim untuk melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati dan penyerap karbon (seperti hutan hujan Amazon).
Para ilmuwan iklim sebenarnya telah berteriak di mana-mana tentang bahaya perubahan iklim antropogenik, atau perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia, setidaknya sejak tahun 1960-an. Selain itu, mereka juga telah menawarkan berbagai solusi dengan cara yang berbeda sejak tahun 1980-an.
Meskipun banyak orang sudah mengetahui dampak penggunaan bahan bakar fosil yang merajalela terhadap iklim Bumi, emisi gas rumah kaca manusia tetap saja terus meningkat, dan akibatnya pemanasan global terus meningkat. Sekarang, para ilmuwan memperingatkan kita tidak punya waktu lagi untuk disia-siakan.
"Kami menyerukan kebutuhan mendesak untuk perubahan transformatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan, lebih luas lagi, eksploitasi berlebihan manusia terhadap planet ini," tegas Newsome.
Baca Juga: Pemanasan Global: Sebagian Wilayah Asia Akan Sepanas Gurun Sahara
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR