"Peluang masih ada untuk mengalihkan langkah-langkah dukungan moneter terkait pandemi ke dalam kegiatan ramah iklim. Hal ini mendorong untuk mencapai divestasi bahan bakar fosil dan subsidi bahan bakar fosil meningkat dengan cara yang memecahkan rekor."
Para ilmuwan mencatat, setidaknya ada 31 'tanda vital' atau tolok ukur yang mempelihatkan bahwa kondisi iklim di Bumi ini telah memburuk dengan cepat. Beberapa di antaranya adalah perubahan kondisi laut, jumlah ternak, dan pencairan es yang berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
Namun begitu, para peneliti juga mencantukan beberapa perubahan baik juga yang memberi harapan. Misalnya, antara tahun 2018 dan 2021, tenaga surya dan angin telah meningkat sebesar 57 persen, meskipun itu masih 19 kali lebih rendah dari konsumsi bahan bakar fosil.
Baca Juga: Gunung Es Terbesar Sedunia, Seluas Pulau Madura, Lepas dari Antarktika
Selain itu, antara tahun 2018 dan 2021 juga telah terjadi peningkatan yang kuat dalam divestasi bahan bakar fosil. Dan sejak 2019, ada juga sedikit penurunan konsumsi energi bahan bakar fosil, meskipun para peneliti mencatat itu mungkin karena pandemi sehingga kemungkinan angka ini akan naik lagi.
Laporan baru ini dirilis untuk menyelaraskan dengan laporan Panel Internasional tentang Perubahan Iklim (International Panel on Climate Change/IPCC) terbaru yang akan dirilis pekan ini, yang diharapkan akan lebih menjadi peringatan. Laporan IPCC dari tahun-tahun sebelumnya sebenarnya juga tidak main-main.
Laporan lengkap mengenai peringatan terbaru mengenai darurat iklim ini bertajuk "World Scientists’ Warning of a Climate Emergency 2021". Laporan ini telah terbit di jurnal BioScience pada 28 Juli 2021.
Baca Juga: Petaka dari Dasar Bumi dan Luap Laut Jakarta. Apakah Kita Siap?
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR