Nash Papyrus, naskah agama kuno berusia 2.000 tahun berisi salinan 10 Perintah Tuhan kini tersedia dalam bentuk digital. Perpustakan Digital Cambridge baru saja mengumumkan, bahwa naskah agama kuno, yang telah rapuh dan usang, kini dapat dinikmati secara apik oleh para pengguna internet di dunia.
Nash Papyrus atau disebut juga The Ten Commandments, merupakan manuskrip berisi teks tertua dari Al Kitab Ibrani. Nama tersebut diambil dari nama sejarawan Mesir, Walter Llewellyn Nash, yang membeli naskah tersebut dari agen barang antik pada tahun 1902.
"Karena usia, naskah-naskah ini sukar untuk dilihat dan dibaca. Ketika akhirnya pun naskah tersebut dapat dilihat, kami hanya bisa menampilkan satu atau dua halaman," kata pustakawan universitas Anne Jarvis dalam sebuah pernyataan.
Kini, tambah Jarvis, berkat kedermawanan Yayasan Polonsky, semua orang bisa mengeksplor manuskrip langka ini dengan detail yang luar biasa.
Leonard Polonsky, yang mendanai proyek digitalisasi melalui Yayasan Polonsky, merasa gembira karena dapat melihat sesuatu yang penting dapat diakses gratis melalui internet dan dinikmati seluruh dunia.
Bukan hanya The Ten Commandments, teks lain seperti salinan naskah kuno Perjanjian Baru atau Codex Bezae yang berasal dari abad keempat dan kelima, dan Book of Deer - buku Injil Latin yang berasal dari abad kesepuluh- juga tersedia secara online.
Koleksi digital juga menampilkan ribuan manuskrip Yahudi pada abad pertengahan yang sering disebut Taylor-Schechter Cairo Genizah Collection. Manuskrip ini pertama kali ditemukan pada 1890-an yang mengisahkan kehidupaan komunitas Yahudi di Fustat, dekat Kairo.
Tak hanya naskah kuno Yahudi dan Kristen, naskah digital ini juga menampilkan fragmen Al Quran pada masa awal sekitar abad kedelapan dan kesembilan. Serta manuskrip Sansekerta yang mengungkap tradisi agama di Asia Selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR