'Walkie Talkie', istilah yang diberikan oleh warga London pada sebuah gedung pencakar langit baru di dekat Katedral Saint Paul menjadi objek pemberitaan pekan ini setelah sinar matahari yang ia pantulkan melelehkan kaca spion dan panel mobil Jaguar XJ yang diparkir di jalan di dekat gedung tersebut. Bagaimana bisa?
Singkatnya, prinsipnya sama seperti saat anak pramuka menyalakan api dengan menggunakan kaca pembesar, yakni dengan mengonsentrasikan pancaran sinar matahari ke satu titik.
Tetapi, di 20 Fenchurch Street, alamat panas baru di London, bukan lensa yang digunakan, melainkan sebuah pencakar langit 37 lantai yang diselimuti oleh kaca yang sangat reflektif seluas 33 ribu meter persegi.
Menurut para fisikawan, kombinasi antara bentuk dan material yang digunakan, sangat ideal untuk memfokuskan energi matahari dalam jumlah sangat besar ke dalam sebuah kawasan yang kecil dan menghasilkan panas yang banyak. Cukup untuk melelehkan lapisan plastik pada kaca spion mobil sport yang mahal, menggoreng telur, melepuhkan jok sepeda, atau melubangi keset. Semua ini telah terjadi di hot spot yang ada di bawah Walkie Talkie.
"Prinsipnya persis sama dengan yang digunakan untuk menyalakan obor olimpiade tahun lalu," kata Simon Foster, fisikawan dari Imperial College, London. "Mereka menggunakan mangkuk parabolik reflektif untuk memfokuskan sinar matahari ke satu titik untuk menyalakan obor," ucapnya.
Foster menambahkan, Archimedes kemungkinan menggunakan fisika seperti ini untuk menyalakan api bagi pasukan Roma, lebih dari 2.000 tahun lalu. "Lucunya, baru dua bulan lalu saya mendemonstrasikan ini ke sekelompok anak sekolah, menggunakan parabola yang dilapisi kertas timah dan memperlihatkan bagaimana cara menggoreng telur menggunakan matahari," ucapnya.
Konsekuensi dari desain gedung
Satu hal yang baru, tampaknya adalah ide membuat bangunan pencakar langit senilai sekitar Rp3,48 triliun dengan sisi cekung yang sangat reflektif.
"Permukaan datar biasa tidak menghasilkan fokus, jadi tidak mengherankan jika sebagian besar pencakar langit tetap menggunakan desain tersebut," kata Chris Shepherd, fisikawan dari Institute of Physics, London.
"Kurva cembung, seperti yang digunakan di Gherkin Building, London, menyebarkan cahaya, tetapi permukaan cekung, seperti Walkie Talkie Building yang baru ini, akan memfokuskan sinar dan menghasilkan konsekuensi yang buruk, seperti yang kini dilaporkan," ucapnya. Dan laporan itu ada banyak.
Efek panas yang dihasilkan oleh gedung itu berlangsung selama dua jam per hari. Di saat itu, detektor panas mencatat temperatur permukaan bisa mencapai 93 derajat Celsius pada sebuah kotak plastik hitam dan 107 derajat Celsius pada jok sepeda yang ditinggalkan di hot spot dekat gedung.
Suhu tersebut cukup untuk melelehkan plastik PVC, yang memiliki titik leleh pada sekitar 100 derajat Celsius. Suhu udara di kawasan jalan yang terkena pantulan diperkirakan naik hingga mencapai 50 derajat Celsius. "Itu terlalu panas untuk saya sehingga tidak ingin berlama-lama di bawah sana," ucap Foster.
Untungnya bagi toko-toko, pengusaha, pengendara, dan pejalan kaki di sekitar area tersebut, gelombang panas yang diakibatkan oleh pencakar langit itu hanya berlangsung selama dua sampai tiga minggu saja. Setelah itu, matahari akan bergeser di langit dan tidak terlalu fokus menyinari permukaan cekung dan memantulkan sinarnya ke jalanan di bawahnya.
Setidaknya sampai waktu yang sama di tahun berikutnya. Di saat itu, pemilik gedung diharapkan sudah menemukan cara mengatasinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR