Gurun Sahara semakin menyerupai julukannya, lautan pasir, saat populasi kehidupan liar asli kawasan tersebut terus mengalami penurunan dahsyat. Sebagai contoh, addax putih, hewan sejenis rusa yang merupakan spesies asli gurun Sahara, kini hanya tersisa sekitar 200 ekor saja.
Yang lebih mengkhawatirkan dari addax misalnya adalah scimitar horned oryx atau oryx bertanduk pedang. Spesies hewan ini sudah punah di alam bebas, hanya tersisa di sejumlah penangkaran misalnya di Sir Bani Yas Island, Abhu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Dari laporan terbaru yang disusun oleh Wildlife Conservation Society dan Zoological Society of London yang mengamati 14 spesies lokal gurun Sahara, terungkap bahwa separuh di antaranya spesies tersebut sudah punah dari kawasan tersebut. Maksimal, mereka hanya tersedia secara terbatas pada 1 persen dari total kawasan habitat normal mereka.
Adapun spesies hewan yang berada pada kondisi serupa dengan addax dan oryx antara lain adalah macan dan cheetah Sahara.
Pertikaian politik yang terjadi di kawasan tersebut menyulitkan penelitian terkait kehidupan liar di sana. Akhirnya, sampai saat ini, konservasionis belum bisa memastikan apa penyebab penurunan populasi. Namun, kuat dugaan penyebab utamanya adalah perburuan.
Untungnya, beberapa negara sudah mengambil langkah untuk meredakan masalah. Sebagai contoh, addax pada foto di atas, ditampung di Termit and Tin Toumma National Reserve di Nigeria. Penangkaran ini juga menjadi rumah bagi beberapa ekor cheetah Sahara yang tersisa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR