Nationalgeographic.co.id – Guna melanjutkan tren positif penanganan Covid-19 di Indonesia, Presiden Joko Widodo kembali melakukan masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali.
Kebijakan tersebut berlaku selama sepekan, yakni mulai 31 Agustus hingga 6 September 2021. Tidak hanya membatasi mobilitas masyarakat, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).
Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19 Sonny Harry B Harmadi dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk ‘Dialog Semangat Selasa’, Selasa (31/08/2021).
Disiplin prokes, kata Sonny, merupakan pondasi pertama dalam mencegah lonjakan kasus. Ia menyebut, banyak negara-negara lain yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah penerapan prokes dilonggarkan.
Baca Juga: Singapura Gunakan Serangga untuk Mengubah Sampah Menjadi Harta Karun
“Mutasi virus baru muncul ketika terjadi lonjakan kasus. Varian baru virus ini berpotensi mengganggu efektifitas vaksin. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi dengan cara mempertahankan protokol kesehatan,” katanya.
Dalam rangka memonitor aktivitas masyarakat, Sonny menyebut, pemerintah melalui Satgas Covid-19 telah bekerja sama dengan lebih dari 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia.
Bersama TNI dan Polri, para Duta Perubahan Perilaku melakukan evaluasi dan melaporkan kondisi di lapangan kepada Satgas COVID -19.
Peran Duta Perubahan Perilaku tersebut direpresentasikan oleh dr Grace Hananta melalui Gerakan Pakai Masker (GPM). Melalui gerakan GPM, Grace memotivasi masyarakat untuk terus menerapkan prokes dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Pulpen Antariksa Itu Nyata, Bisa Dipakai untuk Menulis di Luar Angkasa
Agar menarik minat kaum muda, Grace menyebut, GPM selalu menerapkan ajakan dengan cara yang nyaman dan menyenangkan. Dengan demikian, kesadaran dalam diri bisa terbangun tanpa paksaan.
“Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita bisa terus sadar mengenakan masker. Inti ajakan dari GPM adalah pokoknya pakai masker dulu. Masker apapun jenisnya. Kita harus sadar bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju,” ujar Grace.
Senada dengan Grace, pelaku seni Jeremy Teti mengungkapkan, publik figur juga memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Untuk itu, ia mengingatkan agar masyarakat tidak lupa menggunakan masker dengan baik dan benar, terutama ketika memiliki mobilitas tinggi.
“Publik figur punya tanggung jawab moral menjadi role model (tokoh panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin,” ujar Jeremy.
Baca Juga: Terpecahkan, Misteri Mumi Menjerit dari Mesir Kuno Ini Bikin Merinding
Melalui sinergi antara Satgas Covid-19 dengan Duta Perubahan Perilaku, Sonny berharap, proses ikhtiar dalam mengatasi pandemi Covid-19 dapat berjalan lancar. Masyarakat pun dapat beraktivitas kembali seperti dahulu kala.
“Perbaikan situasi COVID -19 tidak boleh membuat kita lengah, melainkan harus tetap disikapi dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan,” pungkas Sonny.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR