Menurut dia, selain karena tutupnya sejumlah perusahaan kayu di daerah seberang Sungai Barito, jumlah penarik taksi kelotok juga berkurang karena maraknya sepeda motor. Para pengguna sepeda motor dapat menyeberangi Sungai Barito dengan menggunakan feri atau kapal kayu yang dirancang khusus untuk membawa kendaraan bermotor.
Dipercantik
Menghadapi penurunan jumlah penumpang taksi kelotok yang signifikan, Rusdi Amri (55) mulai mengubah penampilan taksi kelotoknya sejak tiga tahun lalu. Kelotoknya dipercantik dan didesain menjadi kelotok wisata. Kelotoknya pun tidak lagi melayani perjalanan dari Dermaga Banua Anyar ke Dermaga Ujung Murung.
”Meski tidak setiap hari narik, penghasilan sekarang ini cukup lumayan. Kalau tetap naksi, penghasilan habis untuk ongkos solar saja,” tutur koordinator kelotok wisata Kota Banjarmasin ini.
Menurut Rusdi, ada sekitar 50 kelotok wisata di Kota Banjarmasin yang menerima carteran. Dengan adanya kelotok wisata, Banjarmasin yang mendapat julukan ”Kota Seribu Sungai” bisa tetap melestarikan transportasi sungai.
Kalimantan Selatan memiliki sedikitnya 117 alur sungai. Sekitar 40 sungai melintasi Banjarmasin, seperti Sungai Barito, Martapura, Kuin, Mulawarman, Alalak, Pangeran, dan Pelambuan.
Rusdi menambahkan, perahu kelotok wisata melayani wisata sungai dengan berbagai tujuan, antara lain Pasar Terapung Kuin, Pasar Terapung Lok Baintan, Pulau Kembang, dan Pantai Gosong. ”Ongkos sekali jalan mulai dari Rp250.000,” ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR