Demi menggenjot jumlah pendaki Gunung Everest, pemerintah Nepal memberikan diskon masuk. Kendati begitu, pemerintah Nepal mengaku tetap menaruh perhatian pada lingkungan gunung yang cenderung tercemar karena bakal makin banyaknya pendaki.
Kepala Departemen Gunung-gunung Nepal Madhusudan Burlakoti mengatakan mulai tahun depan, tarif masuk untuk mendaki gunung tertinggi di dunia itu cuma 11.000 dollar AS per orang. Kini, per pendaki mesti merogoh kocek lebih dalam untuk membayar bea masuk 25.000 dollar AS, tulis Xinhua pada Jumat (14/2).
Namun demikian, pendaki dalam kelompok maksimal tujuh orang mendapat keringanan pembayaran hingga 70.000 dollar AS. "Kami akan menjadikan Everest makin menarik bagi banyak pendaki,"kata Burlakoti.
Selama ini, bea masuk untuk pendakian ke Everest mendapat kritikan. Pasalnya, angka tersebut di atas tergolong mahal. "Hanya para pendaki kaya yang mampu mendaki Everest," begitu pendapat para pengeritik.
Namun begitu, para pecinta lingkungan menyambut baik harga tiket saat ini. "Dengan harga tiket mahal, jumlah pendaki akan terbatas dan hal itu akan menjaga kelestarian alam di Everest,"kata Ketua Proyek Edukasi Everest Dil Bahadil Gurung.
Everest acap disebut sebagai tempat sampah terbesar dunia. Soalnya, bekas pembungkus makanan, tali dan cincin panjat, hingga tabung oksigen bertebaran di seluruh kawasan gunung itu.
Pada musim panas setahun silam, ada 810 pendaki yang menuju Everest. Mereka berangkat dari wilayah Nepal.
Rerata per tahun, Nepal mendapat 3,3 juta dollar AS dari pendakian ke Everest. Gunung itu juga sudah menafkahi begitu banyak pemilik hotel, pemandu pendakian, dan pengangkut barang pendaki.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR