Dampak hujan abu vulkanik di Kota Yogyakarta akibat letusan Gunung Kelud mengganggu sektor pariwisata. Kerugian yang dialami para pemilik hotel dan penginapan pun signifikan.
Lapisan abu vulkanik yang merata di penjuru kota membuat kunjungan wisatawan ke Yogyakarta menurun dalam beberapa hari ini.
"Penurunan pengunjung cukup drastis. Kerugian akibat hujan abu vulkanik, sehari kira-kira ya bisa mencapai Rp 2 miliar," ujar sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, Minggu (16/2/2014).
Kerugian ini, tidak hanya dipicu oleh abu vulkanik yang menutup wilayah DIY saja, namun juga karena bandara yang ada di Pulau Jawa ditutup termasuk Bandara Adi Sutjipto di Yogyakarta. Padahal bandara merupakan salah satu akses pintu masuk wisatawan menuju Yogyakarta baik dari dalam maupun luar negeri.
Jumlah kerugian, menurutnya bisa akan bertambah jika hujan abu Gunung Kelud kembali menerjang Yogyakarta. Semakin lama pembersihan abu juga berpotensi menambah jumlah kerugian.
"Jika kira-kira perhari mencapai Rp 2 miliar, maka tinggal menghitung saja berapa hari abu vulkanik akan bersih dan obyek wisata kembali dibuka," ujar dia.
Deddy mengungkapkan, sejak tersiar kabar Yogyakarta terkena hujan abu tebal, banyak tamu hotel yang membatalkan kunjungannya. Selain itu, destinasi-destinasi wisata di wilayah DIY hampir semuanya ditutup akibat tebalnya abu yang menyelimuti.
"Malioboro saat ini juga belum pulih 100 persen meski sudah ada beberapa pedagang yang buka lapaknya," ucap dia.
Pihaknya berharap kondisi Yogyakarta kembali normal. Destinasi wisata yang ada juga bisa segera dibuka sehingga kerugian tidak semakin membengkak.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR