Jika balita Anda tampak kaku, ia mungkin mengalami apa yang digambarkan sebagai high muscle tone atau hypertonia yang berarti otot-ototnya berkerut secara kronis.
Salah satu contohnya adalah ketika Anda berusaha memegang tangannya, tangannya terus mengepal ketat. Dengan kata lain, ia tidak mampu mengendurkan otot tangannya. Atau, balita mungkin mengalami kesulitan melepaskan obyek atau kesulitan bergerak dari satu posisi ke posisi lain. Jika terjadi pada kaki, biasanya kakinya akan berada pada posisi lintas (seperti gunting) dan ia tidak mampu mengembalikan posisinya secara wajar.
Apa Penyebabnya?
Kekakuan pada anggota tubuh ini merupakan gejala yang paling umum dari kejang pada jenis gangguan gerakan atau koordinasi yang disebut cerebral palsy. Gangguan ini dialami oleh sekitar 10.000 anak-anak di AS setiap tahunnya.
Kejang pada cerebral palsy, terjadi karena otak yang mengalami kelainan mengirimkan sinyal ke kelompok otot tertentu dalam bentuk yang overactivate. Kadang, gangguan ini juga dapat dikaitkan dengan penyebab khusus, seperti prematuritas. Namun dalam banyak kasus, penyebab kelainan otak biasanya tidak jelas.
Jika anak sudah didiagnosa mengidap gangguan ini, mereka sulit untuk hidup normal layaknya anak-anak lain. Mereka butuh bantuan untuk melakukan kegiatannya, seperti brace, walker, atau kursi roda. Ada juga yang mengalami dampak cacat perkembangan lain, seperti keterbelakangan mental atau gangguan penglihatan atau pendengaran.
Rekomendasi Dokter
Pengobatan yang paling umum untuk cerebral palsy adalah terapi fisik yang dipusatkan pada otot yang mengendur, membentang ketat, atau otot terlalu aktif. Kata Terapis Fisik Ga Girolami, orangtua juga harus terus membimbing anak untuk memperoleh keterampilan motorik dan melakukan tugas-tugas fungsional dengan cara yang lebih efisien.
Siapkan lingkungan anak yang dapat terus memotivasinya dan atur kegiatannya sehingga anak dapat berlatih dalam berbagai cara.
“Pijat dan yoga juga sangat baik diberikan kepada anak untuk meningkatkan panjang dan fleksibilitas ototnya,” kata Girolami.
Dokter juga mungkin akan menyarankan botoks dan suntikan toksin untuk mengendurkan otot anak yang kaku.
“Botoks adalah perawatan medis yang relatif baru dan menjanjikan," kata Andrew Adesman, Kepala Pediatri Perkembangan dan Perilaku Schneider Children Hospital , New York.
“Namun dokter yang melakukannya harus benar-benar memahami bagaimana cara itu dapat dilakukan pada anak celebral palsy sehingga manfaatnya diterima maksimal oleh anak-anak tersebut.”
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR