Apa yang telah lama diperdebatkan oleh para pemimpin internasional, kini harus menjadi pertanyaan bagi kartografer: bagaimana Krimea ditampilkan pada peta? Sebagai bagian dari negara Rusia atau Ukraina?
Untuk para pembuat peta pada umumnya, keputusan mengubah status sebuah region didasari konsultasi dengan sumber-sumber berwenang dari berbagai pihak, dan riset secara ekstensif.
Namun untuk menentukan posisi Krimea saat ini tidak sederhana, menyusul referendum yang tidak diakui alias dianggap ilegal oleh beberapa negara pada awal minggu ini. (Baca di: Pilihan Krimea "Pulang ke Rumah")
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Peter Velasco mengatakan kepada National Geographic, "Kami menentang upaya Rusia mencaplok Krimea. Oleh sebab itu, kami tidak punya rencana untuk mengubah peta." Ia menyatakan juga, pencaplokan itu adalah ancaman untuk perdamaian dan keamanan dunia internasional.
Akan tetapi kebijakan kartografi yang sudah lama menaungi NATIONAL GEOGRAPHIC sendiri, menyatakan bahwa National Geographic Society berupaya 'menggambarkan dunia dari sudut pandang de facto, menggambarkan dari penilaian terbaik kita atas realitas yang ada.'
"Kami sedang menunggu hasil pengambilan suara parlemen Rusia hari Jumat ini (21/3)," ucap Juan Valdes, Geographer National Geographic Society. Bila memang diputuskan Krimea secara formal dianeksasi sebagai bagian Rusia, maka kata Valdes, "Kebijakan kami adalah mengarsirnya sebagai wilayah abu-abu—menandai wilayah yang sengketa, teritori dengan status khusus."
(Lihat pernyataan resmi yang telah dikeluarkan NATIONAL GEOGRAPHIC di sini)
Perubahan ini juga akan disertai dengan tulisan yang menjelaskan sengketa tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR