Ia menambahkan, “Massa cluster yang sangat besar telah membelokkan cahaya, menghasilkan waktu tunda yang lebih lama. Ini adalah yang terakhir tiba karena ini seperti kereta api yang harus masuk jauh ke dalam lembah dan mendaki kembali lagi. Itu jenis perjalanan paling lambat untuk cahaya.”
Pada 2019, Gabe Brammer rekan penulis studi dari Cosmic Dawn Center di Niels Bohr Institute, University of Copenhagen, Denmark, menemukan gambar supernova berlensa. Gambar tersebut muncul saat ia sedang menganalisis galaksi jauh yang diperbesar oleh cluster galaksi latar depan yang masif. Metode ini ia pakai sebagai salah satu dari program Hubble yang diberi nama REsolved QUIEscent Magnified Galaxies (REQUIEM).
Ketika Brammer membandingkan gambar yang ia peroleh dengan gambar yang diambil dari tahun 2016, ia menemukan sebuah objek berwarna merah yang menarik perhatiannya. Namun, objek itu terlihat menghilang pada gambar yang diambil pada 2019.
Baca Juga: Berkat Teleskop Ini, Lima Supernova Tersembunyi Berhasil Terdeteksi
“Tetapi kemudian, pada pemeriksaan lebih lanjut dari data tahun 2016, saya melihat ada tiga objek yang diperbesar, dua merah dan satu ungu. Masing-masing dari tiga objek dipasangkan dengan gambar lensa galaksi masif yang jauh. Segera itu menyarankan kepada saya bahwa itu bukan galaksi yang jauh tetapi sumber sementara dalam sistem ini yang telah memudar dari pandangan pada gambar 2019 seperti bola lampu yang dimatikan.” tutur Rodney.
“Metode tunda waktu ini berharga karena merupakan cara yang lebih langsung untuk mengukur laju ekspansi alam semesta. Dengan adanyapenundaan waktu lama ini dapat membantu Anda untuk bisa mendapatkan pengukuran yang baik dan tepat. Anda hanya sabar dan menunggu bertahun-tahun, dalam hal ini, lebih dari satu dekade, untuk gambar akhir itu kembali. Ini adalah jalur yang sepenuhnya independen untuk menghitung tingkat ekspansi alam semesta. Nilai sebenarnya di masa depan akan menggunakan sampel yang lebih besar untuk meningkatkan presisi.” kata Rodney dalam laporannya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, akan dapat membantu para astronom dalam upaya mengukur waktu tunda di antara keempat gambar supernova. Hal ini akan memberikan petunjuk tentang jenis medan ruang melengkung yang harus ditutupi oleh cahaya bintang yang meledak itu. Supernova meledak dan memudar seiring dengan waktu. Para peneliti memperkirakan bahwa tayangan ulang supernova yang sama akan muncul pada tahun 2037.
Baca Juga: Astronom: Supernova Mungkin Bertanggung Jawab Atas Kepunahan Masal
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR