Bagaimana cara mengimbangi cita rasa begitu kaya yang tertinggal di lidah setelah menyantap sebuah masakan? Sesaplah teh hangat tanpa gula. Begitulah yang saya lakukan usai mencoba dendeng baraciak khas Solok, Sumatra Barat.
Malam itu, saya "memasangkan" si dendeng dengan teh poci khas Slawi. Dua jenis hidangan yang berasal dari dua provinsi berbeda. Tetapi saya berhasil merasakannya saat berkunjung ke Rumate, di Jalan H Agus Salim Jakarta, atau lebih dikenal sebagai kawasan Sabang.
Rumate memiliki arti "rumah teh". Sebuah tempat untuk bersantai atau berbincang-bincang bersama rekan, kerabat atau keluarga. Beragam minuman khas Tanah Air tersedia di sini, seperti wedang uwuh, teh poci, bir pletok sampai water infusion, yang terdiri dari air putih dicampur potongan macam-macam buah sesuai pilihan.
Aneka kudapan juga tersedia, seperti ketan susu, ketan serundeng,lumpia udang, nasi bakar cakalang dan salah satu yang istimewa adalah dendeng baraciak.
Menu satu ini awalnya tersedia di Bofet Makyus milik Bondan Winarno dan kini dapat dinikmati di Rumate. Resep dendeng baraciak ini merepresentasikan kegemarannya terhadap ragam hidangan khas Sumatra Barat.
Dendeng baraciak atau dendeng baracik merupakan salah satu menu andalan daerah Solok, Sumatra Barat. Cara membuatnya: daging sapi diberi bumbu lalu dilayukan dengan cara dijemur beberapa saat. Sesudahnya diasap untuk proses pematangan. Saat akan dihidangkan, daging dipotong-potong lantas digoreng sebentar. Disajikan bersama irisan cabai hijau, tomat serta bawang merah segar yang ditaburkan di atas daging bersalut minyak, lalu ditambahkan kucuran jeruk limau.
Saat dinikmati, tercium aroma khas daging asap, dipadu rasa segar dari tomat serta air jeruk. Sementara citra pedas diwakili oleh cabai dan bawang merah. Semakin menggugah selera, dengan paduan nasi putih hangat.
Untuk menutup rasa yang kaya ini, hangatnya teh poci tanpa gula menjadi pilihan saya. Paduan rasa sepat ditambah sedikit asam dari teh serasa mampu melarutkan lemak yang tertinggal, dan dalam waktu singkat, saya sudah dapat berpelesir kuliner ke beberapa daerah di negeri kita.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR