Para perompak menuntut tebusan 20 talent (mata uang Romawi) yang membuat Caesar tertawa, sebagaimana dikutip dari Ancient Origins. Caesar mengatakan bahwa mereka tidak tahu siapa dia dan menawarkan untuk meminta uang tebusan sebanyak 50 talent.
Caesar mempertahankan perilakunya yang tidak seperti tawanan selama 38 hari para perompak menahannya. Misalnya, ketika ingin tidur, Caesar akan menyuruh para perompak berhenti berbicara dan menegur mereka jika mereka gagal menghargai puisi dan pidato yang dia tulis.
Caesar bahkan mengancam, sambil tertawa, akan menggantung mereka. Para perompak menoleransi, bahkan senang, karena keberanian Caesar terkesan lucu dan kanak-kanak.
Akhirnya, uang tebusan tiba, dan Caesar dibebaskan di Miletus. Segera setelah itu, Caesar mengambil alih komando beberapa kapal dan berlayar dari pelabuhan untuk melawan bajak laut itu.
Ketika Caesar menemukan para bajak laut itu, dia menangkap mereka dan memasukkannya ke dalam penjara di Pergamon. Caesar mengizinkan Marcus Junius, gubernur Asia, untuk menghukum sendiri para perompak itu karena mereka berada di bawah yurisdiksinya.
Baca Juga: Penggalian Kawasan Tempur Julius Caesar di Belanda
Sang gubernur ragu-ragu dan Caesar akhrinya mengambil tindakan sendiri. Dia menyuruh para perompak dikeluarkan dari penjara dan disalibkan.
Tidak lama setelah penculikan Caesar, Romawi mengirim banyak ekspedisi melawan bajak laut. Publius Servilius Vatia, misalnya, dikirim untuk melawan para perompak di Kilikia. Selain itu, bajak laut Kreta diserang oleh Quintus Caecilius dan pulau itu menjadi provinsi Romawi pada 67 Sebelum Masehi.
Akhir dari perompak Kilikia terjadi tidak lama setelah jatuhnya Kreta. Saat kelompok bajak laut itu mengancam pasokan makanan Romawi, Jenderal Pompey diberikan kekuatan luar biasa untuk melawan mereka.
Karena para perompak telah dikalahkan oleh Vatia beberapa tahun yang lalu, Pompey tidak memiliki tugas yang terlalu sulit untuk diselesaikan dan dengan cepat mengalahkan mereka. Tidak seperti Caesar, bagaimanapun, Pompey memperlakukan bajak laut yang kalah dengan sangat berbeda.
Alih-alih membunuh mereka, dia memutuskan untuk menempatkan mereka di pedalaman, sehingga mereka dapat mengabdi pada untuk Romawi sebagai petani. Dengan demikian, bajak laut Kilikia tidak lagi menjadi masalah bagi kekuasaan Romawi.
Baca Juga: Koin-Koin Arab Kuno Ungkap Aksi Keji Perompak Kapal Rombongan Haji
Benarkah Masyarakat Semakin Sadar Pentingnya Upaya Penghapusan Karbon Dioksida?
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR