"Namanya Djedi. Dia berusia seratus sepuluh tahun, dan setiap hari dia makan lima ratus roti, dan satu sisi daging sapi, dan minum seratus kendi bir. Dia tahu cara menyatukan kembali kepala yang telah dipenggal," Hordadef mengisahkan dalam tulisan Baikie.
"Dia tahu bagaimana membuat singa gurun mengikutinya, dan dia tahu rencana rumah Tuhan yang sudah lama ingin kamu ketahui," lanjutnya. Kemudian Raja Khufu mengirim Pangeran Hordadef untuk membawa Djedi kepadanya.
Sesampainya Djedi di istana, terjadi dialog antara Khufu dengannya. Djedi meminta angsa untuk menunjukan kemampuannya, sebagaimana raja telah menginginkan hal yang diceritakan Hordadef, terjadi di depan matanya.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Alat-Alat Ritual Pemuja Dewi Hator di Kuil Firaun
"Kepala angsa itu dipotong, bagian kepala dibaringkan di sisi timur aula, dan tubuhnya di bagian barat. Kemudian Djedi bangkit, lalu mengucapkan kata-kata yang indah (jampi-jampi)," tulis Baikie.
Semua terkejut, terperangah menyaksikan bagian kepala dan tubuh angsa yang telah terpenggal, perlahan merangkan mencari satu sama lain. "Mereka (kepala dan tubuh angsa) bergabung bersama di depan singgasana Yang Mulia, lalu angsa itu berdiri dan tertawa," Baikie melanjutkan.
"Ketika Dedi telah menyatukan kembali kepalanya yang telah dipenggal dari seekor lembu, dan lembu itu mengikutinya sambil merunduk" pungkasnya. Kisah ini turun temurun dan melegenda, bahkan beberapa manuskrip juga menghisahkan kisah Djedi sebagai pesulap tertua di muka bumi.
Baca Juga: Kehebatan Kereta Perang Mesir Kuno Alias Tank Andalan Para Firaun
Source | : | The Heritage History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR