Proses pelelehan disebut dehidrasi. Seiring mantel bergerak ke bawah, tekanan meningkat, dan mineral melepaskan molekul air.
Proses ini, seperti dalam hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science, diyakini menjadi tanda adanya air di kedalaman Bumi.
Ilmuwan seperti Schmandt dan Jacobsen mengatakan bahwa dengan temuan ini, maka siklus air di Bumi benar-benar terkuak. Mereka juga mendapat petunjuk asal-usul air.
Namun, ada pula penulis sains seperti Brian Thomas dari Institute for Creation Research yang berpandangan berbeda. Ia mengatakan, temuan ini memperkuat kisah Alkitab tentang air bah Nabi Nuh.
Dalam kitab Kejadian di Perjanjian Lama dikisahkan bahwa pada peristiwa air bah Nabi Nuh, mata air dari kedalaman Bumi pecah sehingga airnya "tumpah" ke permukaan.
"Tentu mungkin bahwa air yang ditemukan di bawah kerak Bumi ini merupakan jejak air dari dalam yang memancar dan memicu air bah Nabi Nuh seperti dalam Kejadian 7:11," katanya.
Dikutip Christian Science Monitor, Selasa (17/6), Thomas mengatakan, "Saya tak ingin mengatakan temuan ini verifikasi signifikan dari banjir dalam Kejadian karena beberapa mungkin punya penjelasan lain. Namun, ini sesuai dengan naskah Alkitab secara umum tentang air di kedalaman Bumi."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR