Malaysia mengibarkan bendera setengah tiang terkait tragedi penerbangan kedua dalam empat bulan yang menimpa Malaysia Airlines. Pengibaran bendera ini terkait imbauan Perdana Menteri Najib Razak demi mendoakan negeri itu terhindar dari bencana dan ancaman.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (19/7), sebanyak 44 orang warga Malaysia tewas setelah Malaysia Airlines MH17 jatuh di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak pro-Rusia. Pesawat itu diduga jatuh akibat tembakan rudal milik milisi pro-Rusia. Menurut PM Najib, Malaysia adalah korban ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai akan berangkat ke ibu kota Ukraina, Kiev. Sebelumnya pada bulan Maret, pesawat MH370 menghilang dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur. Hingga kini, pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru itu belum ditemukan.
"Ini adalah tahun tragedi ganda bagi Malaysia. Saya tidak bisa berkata-kata melihat segala yang terjadi ini," kata warga Malaysia, Lim Kee Seng.
Manajemen Malaysia Airlines menawarkan layanan refund alias pengembalian uang untuk penumpang yang akan membatalkan atau menunda penerbangan setelah peristiwa jatuhnya MH17, kebijakan ini berlaku pula bagi tiket yang tak bisa diuangkan kembali (non refundable tickets).
"Saya turut berduka cita bagi rakyat Malaysia karena (Malaysia Airlines) adalah maskapai penerbangan nasional mereka. Akan tetapi sayangnya, saat ini saya tidak mau terbang dengan Malaysia Airlines," kata warga Australia Christine Moses di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Seperti halnya Malaysia, bendera setengah tiang juga dikibarkan di Australia sebagai penghormatan bagi warganya yang turut menjadi korban tewas MH17. Sementara itu, kebaktian peringatan telah direncanakan untuk diadakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR