"Sedikit yang kami lakukan, tapi semuanya kami baktikan bagi bangsa dan negara Indonesia" — Wanadri
Kisah-kisah sepanjang 50 tahun Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri yang dibukukan, menandai separuh abad perjalanan organisasi pecinta aktivitas alam yang berbasis di Bandung ini.
Sejumlah sosok senior terlihat hadir—dengan syal oranye ciri Wanadri, pada peluncuran buku tersebut, yang diberi judul Setitik Cahaya di Kegelapan, Rabu (20/8) di Jakarta.
"Mengapa \'kegelapan\'? Sebab merujuk pada lemahnya pembangunan karakter, mental korup, hedonisme dan sebagainya," tutur Agus "Uwo" Prabowo, seorang anggota Wanadri yang menjadi pembahas buku dalam acara malam itu.
Buku ini berisi kisah-kisah keteladanan para anggota senior Wanadri yang sekarang sudah menjadi tokoh atau pejabat, tetapi tetap memenangkan kejujuran dan idealisme seperti diajarkan dulu di Wanadri, ungkap salah satu panitia penyelenggara peluncuran buku Wanadri, John Elfi.
Secara keseluruhan, Uwo mengatakan Setitik Cahaya di Kegelapan "memiliki angle unik tapi mudah dipahami". Menempatkan diri sebagai pembedah buku, Uwo juga menilai buku ini berhasil merangkum dengan cair mengenai perhimpunan yang dikenal \'keras\' itu. Meski demikian, beberapa kritik terhadap isi buku juga tidak luput dikemukakannya.
"Pertanyaannya kan, buku ini mau ditujukan kepada siapa? Kalau untuk Wanadri sendiri, tidak apa-apa. Tapi, kalau untuk dibaca publik, beberapa hal perlu ditambah konteks, beberapa data dan nama perlu kroscek," kata Uwo.
"Buku ini di samping sebagai catatan sejarah sekaligus renungan bagi kita sendiri (Wanadri)," simpulnya. Uwo berujar, "Biarkan kami memperbaiki diri, dalam 50 tahun Wanadri ini."
Dan, tambah dia, kata Wanadri mengalami transformasi dari sebuah kata benda (organisasi) ke kata sifat: value atau nilai.
"Sampai sekarang jadi ada ucapan \'Wanadri\' banget," selorohnya menyambung, "Semoga nilai-nilai yang disebarluaskan dari para sesepuh Wanadri itu dapat menetes melalui buku ini."
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR