Kanker pankreas sering disebut sebagai salah satu kanker paling agresif dan mematikan. Penyebabnya adalah kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker pankreas sudah berada dalam stadium akhir. Oleh karenanya dunia gempar ketika Jack Andraka, seorang remaja yang baru berusia 15 tahun, menemukan pendeteksi kanker pankreas.
Jack Andraka hanyalah siswa sekolah menengah atas ketika menemukan pendeteksi kanker pankreas baru nan potensial ini.
Para peneliti sangat terkesan dengan temuannya karena saat itu belum pernah ditemukan alat sejenis.
Berkat penemuannya tersebut Andraka berhasil memenangkan hadiah pertama ajang Intel International Science Fair. Ia mengalahkan 1.500 kontestan lain dan mendapatkan hadiah sebesar 100.000 dollar AS.
Andraka adalah pemuda asal Crownsville, Maryland, yang mulai tertarik dengan ide ini sejak keluarga teman dekatnya meninggal karena kanker pankreas. Ia kemudian mencari informasi sebanyak informasi di internet serta membaca artikel-artikel ilmiah terkait kanker pankreas.
Ia ingin menemukan cara mendeteksi kanker lebih dini—saat orang masih memiliki kans yang lebih besar bertahan hidup. "Fakta bahwa ratusan orang meninggal tiap harinya karena penyakit ini, memotivasi saya untuk mencari jalan dan juga meningkatkan kesadaran akan perlunya lebih banyak pendanaan dan akses untuk riset [ilmiah], sehingga lebih banyak orang dapat belajar serta berinovasi."
Andraka akhirnya membuat proposal penelitian kemudian mengirimnya ke 200 peneliti. Ia ditolak oleh 199 peneliti. Hanya Dr Anirban Maitra yang menerima ide tersebut karena penasaran dengan ide Andraka.
Selama tujuh bulan Andraka berkutat di laboratorium hingga satu hari ia menemukan bahwa tesnya berjalan baik. Tes itu didasarkan pada kadar mesothelin, jenis protein yang diproduksi tubuh dalam tahap awal kanker pankreas. Ia mengambil setetes sampel darah pasien dan bisa mendeteksi mesothelin ini untuk mencari tahu apakah seseorang mengidap kanker pankreas.
Temuan Andraka masih harus banyak dikembangkan. "Kini saya berusaha menyeimbangkan antara sekolah, bekerja dalam sejumlah eksperimen saya, dan sedikit kehidupan sosial di mana saya bicara soal pentingnya kanker pankreas diteliti," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR