Pasukan milisi Kurdi dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Selasa (7/10), terlibat pertempuran sengit di jalanan Kobani yang terletak dekat perbatasan Turki. Setelah pertempuran Kobani memasuki masa krusial, ISIS berusaha untuk memperluas pijakan mereka di wilayah selatan dan barat kota itu setelah mereka berhasil menembus pertahanan milisi Kurdi.
Suara tembakan bisa terdengar jelas di wilayah Turki, sementara sebuah bendera Kurdi masih berkibar di pusat kota Kobani yang juga dikenal dengan nama Ain al-Arab.
Kobani dianggap sebagai kota yang strategis sehingga jika jatuh ke tangan ISIS maka kelompok itu dengan mudah mengendalikan perbatasan wilayah yang diproklamsikan sebagai Kekalifahan Islam.
"Pasukan ISIS mencoba merebut kota. Namun mereka harus menghadapi perlawanan dari pasukan Kurdi," kata Idris Nahsen, seorang pejabat Kurdi yang masih berada di kota Kobane.
Kelompok Kurdi berukang kali meminta peningkatan serangan udara untuk mencegah jatuhnya Kobani ke tangan ISIS.
"Kami membutuhkan bantuan dunia internasional. Jika tidak maka solusinya hanya mereka atau kami yang binasa," tambah Nahsen.
Dalam pertempuran Senin (6/10), setidaknya 34 anggota ISIS dan 16 anggota milisi Kurdi tewas. Demikian data yang diperoleh Lembaga Pemantau HAM Suriah.
Lembaga itu menambahkan ISIS berhasil menguasai sejumlah bangunan di wilayah barat dan selatan Kobani termasuk sebuah rumah sakit yang sedang dibangun. Milisi Kurdi memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan kota itu setelah ISIS mengibarkan bendera hitam mereka di wilayah timur kota itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR