Komet Siding Spring atau Comet C/2013 A1 melintasi Mars dengan jarak sangat dekat. Hanya 87.000 mil setara 139.500 kilometer. Jarak ini kurang dari setengah jarak Bumi dan Bulan yakni 238.900 mil atau 384.400 kilometer.
NASA tak melewatkan fenomena antariksa ini begitu saja, mereka berada di barisan terdepan untuk mempelajari komet ini. Mungkin fenomena ini terjadi sekali seumur hidup.
Ditemukan oleh pemburu komet asal Australia, Robert McNaught awal tahun ini. Kemudian oleh NASA diselidiki lebih lanjut untuk mengetahui lintasan komet.
Astronaut khawatir debu komet dapat merusak peralatan elektronik dan bahan bakar penunjang kehidupan di luar angkasa.
Sebenarnya NASA mengkhawatirkan tentang risiko komet bertabrakan dengan Mars. Pasalnya fenomena komet Siding Spring melintas di Mars merupakan rekor terdekat yang pernah diamati.
Komet Siding Spring melintas dengan kecepatan 126.000 mil per jam atau 56 kilometer per detik. Hal ini juga membuat pengendali misi meraasa khawatir dengan keselamatan pesawat saat mengitari Mars.
Mengingat komet Siding Spring mempunyai ukuran cukup besar dan bergerak sangat cepat, tak dapat diketahui berapa jumlah gas dan sebu yang dihasilkan.
Ketika partikel seukuran butiran pasir berkecepatan tinggi banyak risiko. Seperti yang dikhawatirkan NASA bahwa butiran debu mampu menabrak pesawat luar angkasa mereka. Astronaut pun khawatir debu komet dapat merusak peralatan elektronik dan bahan bakar penunjang kehidupan di luar angkasa.
Para astronaut yang menjalankan misi di luar angkasa terpaksa melakukan perlindungan untuk mengantisipasi benturan dengan material yang dihasilkan komet Siding Sping.
(Baca: Pluto, Planet atau Bukan?)
Astronom percaya lamanya periode komet karena harus melintas hingga Pluto. Menurut mereka, komet akan menghabiskan waktu setidaknya satu juta tahun cahaya untuk kembali ke tempat semula. Sehingga kehadirannya di dekat Mars pada 19 Oktober 2014 silam menjadi sangat langka.
Bahkan, astronomon menganalisis bahwa komet Siding Spring merupakan sisa pembentukan awal tata surya. Melalui komet ini, dapat memberi gambaran tentang kelahiran planet di tata surya, termasuk Bumi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR