Membangun kesadaran generasi muda, khususnya pelajar, terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya, dengan mengajak menulis lagu bertemakan lingkungan hidup. Seperti yang dilakukan Hutan Tropis Band dan Mongabay Indonesia di SMA Negeri 17 Palembang, dalam sebuah lokakarya pada Sabtu (24/1) lalu.
Pembicara dalam pelatihan tersebut yakni Jemmi Delvian, vokalis dari band Hutan Tropis, dan Taufik Wijaya dari Mongabay Indonesia.
Workshop musik lingkungan tersebut diiikuti 43 siswa kelas 10 dan 11. “Saya berharap dengan workshop ini, para siswa yang ikut tidak hanya memahami persoalan lingkungan hidup, tapi juga berperan dalam mengampanyekan persoalan lingkungan hidup lewat jalur musik atau lagu,” kata Kepala Sekolah SMAN 17 Palembang Syaiful Bahri yang membuka acara.
“Saya percaya, pelajar di SMAN 17 ini akan menjadi penjaga Bumi. Menjaga lingkungan hidup selain memperpanjang usia Bumi, juga menambah pahala kita,” ujar Syaiful yang prihatin dengan kondisi Sumsel yang mengalami banjir dan kebakaran hutan.
Amelia Friza, guru SMA Negeri 17 Palembang, mengatakan sekolahnya memang sangat peduli dengan persoalan lingkungan hidup. “Apa pun kegiatan terkait lingkungan hidup kami dukung. Apalagi, SMA Negeri 17 telah menerima penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri. Kita menjadi model sekolah lain,” ujar guru yang juga menjadi pembina teater ini.
Reni Siska Hartati, pembina ekstra kulikuler akustis, mengatakan sangat bersyukur dengan diadakannya workshop musik lingkungan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini dapat membuat siswa lebih percaya diri mengekspresikan bakatnya di bidang seni musik, sekaligus mengasah kepekaan mereka terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
“Kita menyambut baik kegiatan ini, kalau bisa Mongabay terus mengadakan program-program seperti ini di setiap kesempatan,” ujar guru bidang studi kimia ini.
Reni yang ikut menyaksikan penampilan siswa-siswinya bangga dan takjub terhadap kemampuan menulis lirik lagu dan bermusik yang dimiliki siswa-siswanya.
“Tidak menyangka juga, kalau mereka menulis lagu dan tampil menghibur seperti tadi. Luar biasa. Mereka anak-anak yang kreatif, penampilannya pasti bisa lebih baik lagi kalau terus diasah,” ujar Reni yang didukung Amelia.
Peserta pun mendapat pemahaman mengenai lingkungan hidup di Indonesia. Mereka diajak menggali persoalan lingkungan yang ada dan kemudian menuangkannya dalam lagu.
Peserta dibagi dalam empat kelompok. Selama dua jam, mereka berdiskusi dan berkarya hingga melahirkan sebuah lagu yang kemudian ditampilkan oleh masing-masing kelompok.
Wildan Dwi Putra Widodo, siswa kelas X 2 MIA (Matematika Ilmu Alam) mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini menambah ilmunya dalam musik dan wawasan lingkungan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR