Soal matematika yang diberikan kepada peserta Singapore and Asian School Maths Olympiads (SASMO) mungkin begitu sulit dicerna. Meskipun jawaban sudah diuraikan, tetap saja banyak yang masih bingung.
Kompas.com menghubungi Hendra Gunawan, dosen jurusan Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Novi Herawati Bong, mahasiswa jurusan Matematika di University of Newcastle, untuk menguraikan dasar-dasar yang digunakan dalam pemecahan soal itu.
Untuk yang belum tahu, soal matematika itu bisa dilihat dalam artikel Inilah Soal Matematika Siswa Singapura yang Bikin Geger Dunia. Sementara itu, pemecahan soal itu bisa dilihat pada artikel Ingin Tahu Jawaban Soal Matematika Siswa Singapura yang Bikin Geger Dunia?
Melihat jawabannya, terkesan bahwa untuk memecahkan soal mahasulit itu, yang dibutuhkan hanya logika bahasa. Di mana matematikanya? Tidak ada hitung-menghitung dalam pemecahan soal tersebut.
Hendra mengatakan, "Matematika bukan sekadar berhitung. Fondasi matematika justru bernalar yang bertumpu pada logika. Lalu, ada pemodelan matematika dan pemecahan masalah. Berhitung bisa muncul, bisa tidak."
"Matematika mengajarkan cara berpikir yang sistematis. Dalam pembuktian teorema misalnya. Kita tahu informasi yang diketahui, (matematika bicara) bagaimana kita menghubungkan informasi, plus gabungan teorema lain, untuk sampai pada suatu kesimpulan," imbuh Novi.
!break!Soal yang diberikan kepada para peserta SASMO itu menurut Hendra dan Novi adalah salah satu bentuk soal logika matematika. "Itu analisis kemungkinan," kata Novi saat bercakap lewat Facebook, Selasa (14/4).
"Dalam soal matematika itu, logika bermain. Jika Mei dan Juni tidak mungkin, maka mestilah Juli atau Agustus. Jika tanggal 14 tidak mungkin, maka mestilah tanggal 16," ungkap Hendra lewat surat elektronik, Rabu (15/4).
Hendra menguraikan, logika yang dipakai dalam pemecahan soal tersebut adalah, "Jika..., maka..." Logika itu dijadikan dasar dalam pencoretan kejadian yang tidak mungkin dan pengambilan kesimpulan logis.
Memang, ada logika lain yang bermain untuk memecahkan soal itu, yaitu pengambilan informasi dari kata-kata Albert dan Bernard. Namun, proses pemecahan masalah tetap mendasarkan pada logika matematika itu.
Diuraikan dalam soal, Albert mengetahui bulan dan Bernard mengetahui tanggal. Pada pernyataan pertama, Albert mengatakan, "Saya tidak tahu kapan ulang tahun Cheryl, tetapi saya yakin Bernard tidak mengetahuinya juga."
Ketika Albert mengatakan "tetapi saya yakin Bernard tidak tahu", dengan logika matematika, bisa dinyatakan bahwa bulan yang dibisikkan Cheryl kepada Albert tidak mungkin Mei dan Juni. Mengapa?
"Andaikan bulan yang dibisikkan oleh Cheryl kepada Albert adalah Mei, maka Albert melihat kemungkinan bahwa tanggal yang dibisikkan oleh Cheryl kepada Bernard mungkin saja tanggal 19," ungkap Hendra.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR