Bila kejadiannya begitu, Albert takkan sangat yakin bahwa Bernard tidak tahu. Dia akan berkata bahwa Bernard mungkin tahu ulang tahun Cheryl. Logika yang sama digunakan untuk mencoret semua tanggal pada bulan Juni.
!break!Pada pernyataan kedua, Bernard mengatakan, "tetapi saya sekarang tahu." Bernard menyimpan informasi tentang tanggal. Jika dia mengatakan bahwa dia tahu, maka takkan mungkin tanggal itu adalah 14 sebab 14 ada pada bulan Juli dan Agustus. Dia akan masih bingung.
Untuk membantu memecahkan soal tersebut, Hendra mengatakan bahwa sebuah tabel bisa dibuat. Pada tabel itu dicantumkan bulan dan tanggal lahir yang menjadi pilihan dan yang tidak mungkin dicoret. Berikut tabelnya.
Berdasarkan tabel itu. Novi mengatakan, cara lain untuk menalar soal dan memecahkannya adalah menemukan mana yang unik dan tidak unik. Keunikan, baik tanggal maupun bulan, dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Berdasarkan pernyataan pertama misalnya, Novi mengatakan, "Karena Albert cuma tahu bulan, tidak tahu tanggal, tetapi dia bisa yakin bahwa Bernard juga tidak tahu, maka bulan yang diketahui Albert tidak mungkin bertanggal unik, jadi bukan Mei atau Juni."
Setelah Mei dan Juni dicoret, tinggal opsi tanggal pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Di antara semua tanggal yang tersisa, hanya tanggal 14 yang tidak unik. Sementara itu, pada pernyataan kedua, Bernard mengatakan, "sekarang saya tahu". Maka, tanggal itu dicoret.
"Terus sisa 16 Juli, 15 Agustus, dan 17 Agustus. Si Albert langsung tahu solusi, berarti dari baris bulan, yang cuma ada satu titik karena solusi unik," ujarnya yang kini sudah memasuki tahun ketiga di universitas.
Hendra mengungkapkan, soal ke-24 dari total 25 yang diberikan pada peserta SASMO itu memang terbilang rumit dan membutuhkan penalaran. "Memang logika semacam ini perlu latihan," katanya.
Walau rumit, logika yang dipakai pada soal ini penting dipelajari. Aplikasinya, katanya, "buat cari pelaku kejahatan berdasarkan alibi". Namun, Novi juga mengungkapkan, pemecahan masalah dalam dunia nyata tak mudah. Kasus seperti pada soal Olimpiade itu berlaku bila semua orang jujur.
Di luar rumit soal Olimpiade yang dibicarakan, sekarang kita tahu bahwa wajah matematika tak cuma hitung-menghitung. Bila Anda orangtua, mungkin saatnya mengajak anak untuk bernalar ketika belajar matematika. Jangan sampai sejak kecil diajak menghafalkan hasil penjumlahan dan perkalian sederhana.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR