Saat tamu berjalan masuk, mereka memasuki awan atau uap yang berwarna biru, mereka berjalan di dalam udara lembab dengan kandungan alkohol tinggi. Rasio alkohol dan uap airnya adalah 1:3 dengan senyawa khusus yang dapat mengatur kelembaban pada batas 140 persen.
Tamu akan berada di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan kabut manis yang berbau seperti gin dan tonik lezat yang dicampur dengan perbandingan 1 bagian alkohol dengan 3 bagian tonik. Cara itu memastikan bahwa awan atau uap air itu membuat udara di sekitarnya jenuh. Dan orang yang berada di sana dipastikan akan menghirup alkohol dan memasukan alkohol langsung ke aliran darah mereka melalui selaput lendir tubuh, terutama paru-paru dan bola mata.
Minuman keras itu, secara metabolisme akan melewati hati, yang pada gilirannya akan membuat tamu mabuk lebih cepat dibandingkan harus melewatkan dulu minuman keras melalui lambung. Bahkan alkohol dengan kadar 40 persen atau lebih sedikitpun akan menimbulkan efek yang sama. Itu berarti, mengkonsumsi alkohol 40 persen mendapatkan lebih sedikit gula atau kalori.
Baca Juga: Sisa Bir dalam Kendi Tua di Tiongkok Ini Berusia 9.000 Tahun
Baca Juga: Maximón, Santo Perokok dan Peminum Alkohol yang Dihormati di Guatemala
Di sana, para tamu diminta untuk mengenakan alat pelindung khusus yang mirip dengan jas hujan, sehingga pakaian mereka tidak akan berbau, seperti alkohol tentunya. Jika berdiam selama 40 menit di dalam awan alkohol, maka tubuh akan menyerap setara dengan satu gelas besar di secara konvensional.
"Satu jam kira-kira setara dengan satu gelas besar minuman," kata Sam Bompas.
Minuman di Alcoholic Architecture yang dijadikan uap alkohol tersebut adalah minuman yang sama seperti minuman alkohol lainnya yang beredar di pasaran. Beberapa minuman keras dengan harga mahal seperti Chartreuse, Benedictine, Trappist beer, dan Buckfast. Hanya saja cara mengolah minuman tersebut yang berbeda dengan alat dan metode khusus.
Apa yang telah dilakukan Bompas dan tim ahli di sana didefinisikan sebagai hedonisme, tidak memiliki tujuan selain memperkenalkan Anda pada sensasi baru. "Jika ini tampak seperti cara yang sangat tidak praktis untuk menikmati minuman, yah, itulah intinya. Menikmati gin dan tonik Anda dengan cara kuno memang menyenangkan, tetapi kebanyakan dari kita tahu bagaimana rasanya. Berjalan ke awan gin dan tonik adalah pengalaman dan hedonistik. Ini tentang mengubah persepsi Anda tentang rasa dan memiliki cerita yang bagus untuk diceritakan kepada teman-teman," kata Bompas.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR