Lebih penting lagi, sekitar 30% unta dromedari berusia kurang dari setahun menularkan virus MERS. Jumlah sampel yang mengandung virus MERS aktif lebih banyak lagi ditemukan pada unta berusia kurang dari empat tahun.
Penularan virus MERS kepada manusia masih belum diketahui.
!break!Meski demikian, para peneliti menduga virus MERS menjangkiti manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh unta-unta yang terinfeksi. Unta-unta muda biasanya takut dengan manusia dan menghindari kontak fisik.
Namun ketika dipisahkan dari induknya – biasanya pada atau sebelum dua tahun – mereka dipertemukan dengan manusia dan ini membuka kesempatan menyebarnya virus.
Selain itu, infeksi juga mungkin tersebar dengan meminum susu unta yang tidak dipasteurisasi. Pasalnya, susu unta amat mungkin mengandung virus MERS karena virus itu menempel pada puting induk unta ketika anak unta yang terinfeksi menyusu dari ibunya.
“Mengenai infeksi, saya rasa itu membutuhkan kontak fisik yang dekat antara manusia dan unta. Si manusia bisa tertular dengan menciumi unta, meminum susu mentah, menyentuh hidung unta lalu menyentuh mukanya sendiri. Virus itu tidak menyebar melalui udara pastinya,” jelas Dr Mueller.
Para peneliti ini mengatakan perubahan kecil pada metode pembiakkan, seperti menunda usia perpisahan anak unta dari induknya, bisa menekan kemungkinan penyebaran virus MERS kepada manusia.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR