Perjanjian yang ditandatangani di Washington baru-baru ini oleh Asosiasi Jantung Amerika dengan China bisa meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit jantung dan stroke yang dapat berguna bagi orang di seluruh dunia.
Perjanjian itu mencakup pelatihan CPR atau Resusitasi Jantung yang dilakukan oleh orang awam pada sesorang yang mengalami serangan jantung. Perjanjian itu juga mencakup pertukaran dokter, spesialis kesehatan masyarakat dan ilmuwan untuk bekerjasama dengan rekan-rekan mereka di Amerika dan China. Hasilnya diharapkan akan meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan jantung yang bisa disebarluaskan kepada para pekerja kesehatan di seluruh dunia.
Di China kebutuhan itu sangat besar. Dr Sidney Smith Jr, mantan ketua Federasi Jantung Dunia mengatakan di China, stroke adalah penyebab utama kematian dan yang kedua adalah serangan jantung.
WHO melaporkan penyakit jantung, yang juga mencakup stroke, adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan makin banyak orang yang meninggal akibat penyakit ini dibandingkan penyakit lain apapun.
Dewasa ini, penyakit jantung menewaskan 17 juta orang setiap tahun di seluruh dunia dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat. Perkiraan WHO menunjukkan menjelang tahun 2030, 23 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat stroke atau penyakit jantung.
Lebih dari 3/4 kematian terkait jantung terjadi di negara-negara miskin dan menengah karena orang-orang di negara ini tidak mempunyai akses pada layanan pencegahan, diagnosa awal atau perawatan.
Dr Smith mengatakan kemitraan antara asosiasi jantung Amerika dan China bisa menguntungkan semua negara. Ia juga mengatakan selama 10 tahun terakhir di Amerika ada pengurangan 30 % kematian akibat serangan jantung, pengurangan 16 % kematian akibat gagal jantung dan pengurangan lima persen kematian akibat stroke.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR