Ini mungkin saja adalah salah satu gambar paling dikenal dalam seni modern: bagian dalam ruang yang tidak mungkin ada di dunia nyata, didominasi tangga ke berbagai arah dan dipenuhi tubuh tanpa ekspresi mirip patung yang berjalan turun naik mirip anggota kelompok keagamaan yang sedang melakukan kegiatan sehari-harinya.
Sejak litograf aslinya dibuat pada musim panas 1953, Relativity, yang berasal dari rangkaian lima litograf, telah direproduksi dalam bentuk poster, gelas, kaos, kertas dan bahkan bungkus selimut.
Tetapi seberapa banyak dari kita yang mengetahui pembuatnya, seniman Belanda MC Escher yang hidup dari tahun 1898 sampai 1972?
Di luar negara asalnya, Escher tetap menjadi sebuah teka-teki. Apalagi Escher menjadi korban kesombongan seni rupa, karena hasil karyanya sering dipandang hanya sedikit lebih baik daripada desain grafis.
Di Inggris, hanya satu karya Escher yang dimiliki masyarakat, pahatan kayu Day and Night, tentang kumpulan burung berwarna hitam dan putih, terbang di atas pemandangan Belanda di antara dua sungai.
Day and Night adalah cetakan Escher yang paling populer. Selama masa hidupnya, dia membuat lebih 650 kopi, dengan menggunakan sendok telur kecil terbuat dari tulang.
!break!Patrick Elliott dari Scottish National Gallery of Modern Art mengatakan lukisan cetak Day and Night koleksi Hunterian Museum and Art Gallery, Universitas Glasgow “sebenarnya didapat oleh jurusan geografi yang kemudian dipindahkan ke museum”.
Jadi siapakah Escher? Pameran The Amazing World of MC Escher di Scottish National Gallery of Modern Art, Edinburgh, berusaha menjawabnya.
Lahir di kota kecil Leeuwarden, Belanda utara, Maurits Cornelis Escher, yang dikenal keluarganya sebagai “Mauk”, besar di keluarga kaya sebagai anak ke lima insinyur mesin yang menjadi pejabat tinggi Kementerian Pekerjaan Umum.
Di sekolah menengah kota Arnhem, dia mengalami masa tidak bahagia, kenangan menyedihkan dari masa itu mempengaruhi lukisan cetaknya, termasuk Relativity.
Beberapa puluh tahun kemudian, Escher membuat sejumlah karya seni tentang tangga dramatis sekolahnya yang sering dia pakai.
Tahun 1919, Escher mendaftar ke School of Architecture and Decorative Arts di Haarlem. Ayahnya berharap dia akan menjaid arsitek, tetapi karena pengaruh guru seninya, Escher bertekad menjadi seniman.
Saat dewasa, dia mengejar karier ini. Escher menggabungkan bepergian dengan kebiasaannya tinggal di rumah. Perjalanannya ke istana Moorish di Alhambra, Granada, sangatlah penting karena mereka mengajarkannya pola ubin simetris.
"Dia memiliki kebiasaan sehari-hari yang teratur, menggabungkan kerja, jalan-jalan dan bertemu tamu," kata Micky Piller, kurator Escher di Het Paleis, museum karya seniman ini di Den Haag.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR