"Seni Musik Tradisi merupakan salah satu bidang ekspresi bagi seniman musik dalam berkarya, dan banyak ditemukan di berbagai wilayah tanah air."
Itulah sambutan dari Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk Festival Nasional Musik Tradisi Remaja yang diselenggarakan pada 8-9 Agustus 2015 di perhelatan Museum Fatahillah, Jakarta.
Dalam festival ini, akan ada 30 peserta dari 34 provinsi dengan jenjang umur 7-18 tahun yang akan menampilkan karya musik khas daerahnya masing-masing. Peserta juga diperbolehkan memasukkan unsur budaya musik masa kini dan koreografi.
Rangkaian acara yang berlangsung 3 hari ini ditampilkan semenarik mungkin, agar penikmat musik, khususnya kalangan remaja menjadi lebih memahami akar budaya dan berkeinginan untuk melestarikannya.
Pada akhir acara akan ada pengumuman 5 terbaik dari 30 peserta. Pemenang akan dibagi dalam dua kategori, yakni pemenang individu yang dinilai secara perorangan, dan pemenang kelompok. Dalam kategori individu, akan dipilih 5 orang sebagai Penata Musik Terbaik dan Penampil/Pemain Musik Terbaik. Yang akan menjadi bagian dan yang akan menilai adalah dari kalangan praktisi akademi serta profesional musik, yaitu Frans Sartono (wartawan budaya), Suhendi Afryanto (musisi, akademisi), Embi C. Noer (Penata Musik Teater, Film, & Televisi), Jabatin Bangun (Ethnomusicologist), dan Ester Siagian (Akademisi).
"Tidak akan ada juarasatu, dua, atau tiga. Karena semua daerah memiliki keunikannya masing-masing. Maka dari itu, kami bilangnya 5 terbaik. Tidak ada juara," ujar Rheina Ariestia
"Untuk adek-adek yang ikut festival tradisi ini. Jadikanlah pengalaman ini sebagai tonggak awal. Bukan sebagai akhir. Ceritakanlah kepada teman-teman agar menjadi motivasi teman-teman di daerah," ujar Anies Baswedan.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR