Peneliti di AS boleh jadi telah menemukan metode baru untuk memprediksi risiko kelahiran prematur, dengan memeriksa kandungan bakteri yang hidup di saluran reproduksi sang ibu.
Triliunan mikroba hidup di tubuh manusia, di kulit, perut, mulut ataupun vagina, yang disebut microbiome. Banyak dari kuman ini berperan penting bagi kesehatan tubuh, mulai dari membantu pencernaan hingga membangun ketahanan tubuh, tapi kuman-kuman tersebut juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Bagaimana pada saat kehamilan? Peneliti di Stanford University melacak kandungan mikroba 49 ibu mengandung dari pekan ke pekan, dan menemukan mereka yang melahirkan prematur memiliki pola bakteri di vagina yang berbeda dari ibu lainnya.
Menurut studi baru ini ibu dengan risiko melahirkan prematur memiliki tingkatan bakteri lactobacillus, sejenis bakteri yang penting bagi kesehatan vagina.
"Kita mungkin memiliki petunjuk, sudut pandang baru" mengenai kelahiran prematur, ujar Dr. David Relman, spesialis mikrobiologi dari Stanford yang memimpin studi ini. "Boleh jadi microbiome berdampak pada kondisi yang cukup lazim namun sangat menyedihkan ini."
Diperlukan studi lanjutan dalam skala lebih besar dengan populasi perempuan mengandung yang lebih beragam, untuk mengukuhkan kaitan antara bakteri dengan risiko melahirkan prematur. Pertanyaan lainnya adalah apakah masalah ini dipicu kurangnya kuman pelindung ataukah disebabkan keberadaan bakteri lain di vagina, ujar Dr. Catherine Spong, seorang spesialis ibu dan janin di National Institute of Child Health and Human Development.
Tapi temuan ini "sangat menarik," menurut Spong. Hasil studi sejalan dengan penemuan sebelumnya bahwa "keberadaan bakteri-bakteri tersebut berperan penting menentukan apakah Anda berisiko atau tidak."
Bisa jadi suatu hari nanti dikembangkan probiotik atau metode-metode lainnya untuk memicu produksi mikroba pada perempuan yang dianggap berisiko, kata wakil direktur March of Dimes Dr. Joe Leigh Simpson.
Studi ini, yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences, sebagian didanai oleh March of Dimes Prematurity Research Center di Stanford.
Sekitar 450.000 bayi di Amerika lahir prematur sebelum kehamilan mencapai minggu ke-37 atau 11,4 persen jumlah bayi yang lahir tahun 2013. Ini adalah penurunan dari puncaknya, 12,8 persen di tahun 2006. Kemajuan teknologi medis telah mampu merawat bayi yang lahir prematur, tapi bayi-bayi tersebut masih berisiko mengalami gangguan penglihatan dan perkembangan di kemudian hari.
Banyak faktor berperan dalam kelahiran prematur. Ibu yang berusia di bawah 17 tahun atau di atas 40 tahun, kehamilan bayi kembar, dan kesehatan ibunya sendiri, seperi berat badan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, diabetes atau tekanan darah tinggi, dan apakah sang ibu punya kebiasaan merokok.
Namun berbagai faktor tersebut tidak dapat menjelaskan semua kelahiran prematur dan para pakar mencoba untuk menemukan faktor pemicu lainnya dan bagaimana cara mencegahnya.
Perubahan dalam kadar microbiome sudah diduga berdampak pada berbagai kondisi kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan usus. Dan sejumlah riset sebelumnya telah menyatakan bahwa kandungan microbiome pada vagina berubah saat perempuan mengandung.
Studi oleh Stanford menemukan bahwa di antara 49 perempuan yang diamati, 15 di antaranya melahirkan prematur. Peneliti memeriksa mikroba dari vagina, kotoran, liur, gigi dan gusi ke-49 ibu tersebut saat mereka mengandung, dan setiap bulannya selama setahun.
Microbiome vagina adalah yang ditemukan oleh peneliti terkait dengan kelahiran prematur. Selain kandungan lactobacilli yang rendah, ibu yang melahirkan bayi prematur juga memiliki sejumlah bakteri yang terkait dengan kondisi yang disebut sebagai vaginosis bakteri.
Yang terjadi setelahnya mengejutkan bagi para peneliti: Semua ibu yang mereka amati memiliki koleksi mikroba vagina yang berbeda dan lebih beragam setelah melahirkan, terlepas dari apakah mereka melahirkan prematur, atau apakah mereka melahirkan secara alami ataupun dengan operasi Cesar. Perubahan ini bertahan selama setahun bagi sebagian di antara mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR