Meski produsen minuman bersoda atau softdrink kebanyakan berasal dari Amerika Serikat dan diedarkan di seluruh dunia, tapi ternyata kandungan gula dalam produk minuman ini berbeda tiap negara.
Hasil penelitian menemukan beberapa produk softdrink populer yang dijual di beberapa negara memiliki kandungan gula dua kali lipat di banding negara lain. Tetapi sebagian besar perbedaannya sekitar 6 sendok teh gula, batasan gula yang direkomendasikan untuk dikonsumsi orang dewasa dalam satu hari.
Penelitian mengenai kandungan gula dalam softdrink ini dilakukan oleh Action on Sugar, kelompok yang meminta agar produsen minuman ringan mengurangi kandungan gula dalam produknya.
Untuk sekaleng Coca Cola berukuran 330 ml misalnya, di Inggris kandungan gulanya 35 gram, di Thailand 32 gram, dan di Kanada 39 gram. Semenara itu untuk sekaleng minuman Sprite, di Thailand kandungan gulanya mencapai 47 gram (12 sendok teh), sementara yang terendah di Austria 19 gram.
Untuk produk 7Up, di Kanada dijual dengan kandungan gula mencapai 39 gram, sementara di AS kandungan gulanya 35 gram. Dalam sekaleng Pepsi, kandungan gula tertinggi dijual di Jepang, dan terendah di Eropa. Untuk produk Fanta orange, produk yang dijual di India atau Vietnam kandungan gulanya mencapai 11 sendok teh dalam satu kaleng.
Secara umum, 4 dari 7 minuman yang memiliki kandungan gula tertinggi dijual di Amerika Utara dan Kanada, sementara yang gulanya terendah dijual di Eropa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan gula harian maksimum 25 gram atau 6 sendok teh. Pengurangan gula 5 persen dari total asupan energi akan memberikan manfaat tambahan bagi tubuh.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR