Melepas penat dengan berlibur memang cara paling ampuh membuat pikiran kembali segar. Di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke berbagai destinasi wisata bisa Anda pilih. Mau berlibur menikmati eksotisnya pantai atau menikmati udara segar pegunungan.
Jika ingin berlibur menikmati pantai, tak ada salahnya berlibur ke Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Maluku. Pulau Kei Kecil sangat banyak memamerkan keindahan pantai. Berbagai pantai dan destinasi wisata dapat Anda kunjungi. Salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan adalah Goa Hawang.
Goa Hawang yang terletak di Desa Letvuan sekitar 15 km dari Tual. Goa ini memiliki air yang jernih sehingga batu-batu yang ada di permukaan dapat dilihat dengan jelas. Air yang ada di dalam goa terhubung langsung dengan mata air Evu melalui sungai bawah tanah. Mata air Evu adalah mata air yang terbesar di Kepulauan Kei. Objek wisata ini terdiri dari dua buah goa yang berjarak 15 meter yang dihubungkan oleh sungai bawah tanah.
Sebenarnya goa ini menyimpan misteri, konon tak seorang pun yang tahu kapan goa ini ditemukan. Namun, menurut cerita penduduk setempat, goa ini ditemukan oleh tetua sejak lama. Ada legenda tersendiri tentang Goa Hawang. Di dalam goa terdapat batu yang melambangkan seorang pemburu pria yang memegang tombak dan dua ekor anjing. Menurut legenda setempat, bahwa seorang pria pergi berburu babi hutan bersama kedua ekor anjingnya tetapi babi hutan itu tiba-tiba menghilang ketika masuki goa.
Karena lelah dan haus mengejar babi hutan, pria itu kemudian meminum air goa yang terasa sangat pahit pada saat itu. Marah dan kecewa akibat hal itu, sang pemburu melontarkan kata-kata kotor yang mengakibatkan dia bersama kedua anjingnya dikutuk dan berubah menjadi batu. Menurut penduduk setempat Goa Hawang masih didiami oleh roh jahat.!break!
Selain Goa Hawang, pemandian alam Evu juga dapat Anda kunjungi. Pemandian Evu ini menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dengan pemandangan alam yang indah. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, karena tarif masuk hanya dikenakan untuk kendaraan bukan hitungan per kepala. Di akhir pekan, pemadian alam ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar. Tidak jauh berbeda dengan Goa Hawang, konon pemandia Evu ini dilarang untuk wanita yang sedang ‘kotor’. Menurut penduduk setempat, jika wanita yang sedang ‘kotor’ atau haid, akan kehilangan akal sehat.
Selain itu, Desa Evu juga merupakan desa yang mata pencahariannya menangkap kepiting. Biasanya penduduk menangkap kepiting di hutan bakau. Kepiting di Desa Evu berbeda dengan Desa Debut yang juga mata pencahariannya menangkap kepiting. Bedanya adalah kepiting di Desa Evu memiliki ukuran dua kali lebih besar. Cara penangkapannya juga masih menggunakan bubu. Kepiting yang ditangkap pun di ekspor ke Cina, Jepang, dan Hongkong. Harga kepiting yang dijual dengan ukuran sedang atau besar hanya berkisar antara Rp120.000 – Rp150.000 per kepiting.
Bagi Anda penikmat kepiting tak ada salahnya berkunjung ke Desa Evu untuk mencicipi kepiting khas desa ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR