Beberapa waktu antara 10,000 dan 32,000 tahun lalu, manusia mulai menjinakkan serigala-serigala, kemungkinan bermula di daerah sekitar Asia Tenggara, sesuai dengan hasil penelitian pada mitochondrial DNA sebelumnya.
Untuk meluruskan teka-teki ini, kelompok ilmuan internasional yang dipimpin oleh Ya-Ping Zhang dari Chinese Academy of Science dan Peter Savolainen dari Institut Teknologi KTH-Royal di Swedia, mengurutkan sebanyak 58 gen dari serigala dan anjing.
Hasil penelitian mereka yang diumumkan pada 15 Desember lalu, membuktikan bahwa ada dua tahap penyebaran wilayah anjing, tahap pertama dimulai dari Cina sekitar 33,000 tahun yang lalu, dan tahap kedua pada 18,000 tahun yang lalu kawanan anjing ini mulai menyebar kesuluruh dunia dan menjadi sahabat baik bagi para manusia.
Keluar dari Asia
Savolainen memiliki banyak dugaan sebelumnya bahwa manusia menempatkan srigala abu-abu di Asia Tenggara, terima kasih kepada penelitian sebelumnya yang telah mempelajari mitochondinal DNA.
Penelitian selanjutnya menentang pendapat ini, tetapi dalam penelitian terbarunya Savolainen, Zhang dan koleganya yang mengurutkan gen-gen dari 12 srigala , 27 anjing lokal ke Asia dan Afrika (yang menandai adanya percampuran dari anjing dan anjing saat ini ) dan beberapa kumpulan 19 gen anjing dari seluruh dunia. mengatakan:
“kami menemukan bahwa anjing dari asia tenggara memiliki hasil yang menonjol daripada anjing lainnya, karena mereka memiliki perbedaan gen yang sangat tinggi dan secara genetik dekat dengan serigala ” kata Savolainen .
Pekerjaan mereka membuka rahasia yang kedua
Walaupun anjing-anjing ini berasal dari China, tetapi mereka tidak mulai menyebar kedunia hingga kira-kira 15,000 tahun yang lalu. Pada saat itu, para anjing mulai bermigrasi keluar Asia Tenggara melalui Afrika dan Timur tengah, kemudian tiba di Eropa sekitar 10,000 tahun yang lalu, dan berkembang biak menjadi bermacam-macan anjing modern seperti yang kita lihat sekarang.
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR