Ken White adalah salah satu yang beruntung. Ketika Ia masuk rumah sakit karena depresi pada tahun 2014, istrinya, Katrina mampu mendukungnya selama masa perawatan berlangsung, di waktu yang sama Ia juga merawat ketiga anak mereka, tidak ada yang tahu bahwa ada sesuatu yang buruk telah terjadi pada ayah mereka.
Ketika terserang depresi, kata White, yang sudah berjuang melawan depresi selama lebih dari 16 tahun, hal tersebut melemahkan dan memiliki efek yang sangat luas di dalam keluarganya. Hal ini juga mencegahnya untuk menjadi ayah yang berkembang, seperti membantu sang anak untuk mengerjakan tugas mereka atau mendatangi acara-acara di sekolah. Dari semuanya, sangat sulit untuk bisa hadir untuk anak-anak kalian ketika pikiran kalian sedang berada dalam titik terlemah dan keputusasaan dan ketakutan tanpa sebab, kata White dan anak-anaknya menganggap hal tersebut sebagai kurangnya perhatian dari Ayah mereka, bahkan sebagai orang dewasa.
Sebuah penelitian terbaru sudah menegaskan bahwa yang terjadi dengan White sudah terlihat sejak pertama kali Ia berjuang melawan depresinya seperti depresi yang dialami oleh orang tua memiliki efek terhadap kemampuan akademik anaknya. Penelitian tersebut menemukan dengan memiliki kedua orang tua yang terdiagnosis mengalami depresi berhubungan langsung dengan kemampuan akademis yang buruk terhadap anak-anak pada usia 16.
Penelitian ini diikuti oleh lebih dari 1,1 juta anak-anak di Swedia untuk menguji efek depresi yang dialami oleh orang tua mereka dalam waktu yang berbeda, mulai dari sebelum anak tersebut lahir hingga mereka menginjak usia ke 16.
Para penulis menemukan anak-anak yang memiliki orang tua yang mengalami depresi dikatakan memiliki kemampuan akademis yang lebih buruk daripada anak-anak yang memiliki orang tua yang tidak mengalami depresi. Ketika semua anak terpengaruh oleh tingkat depresi dari kedua orang tua mereka, depresi yang dialami oleh sang Ibu membawa dampak negatif lebih besar daripada depresi yang dialami oleh ayahnya, dan hubungan kinerja yang lebih buruk yang paling kuat terjadi pada anak-anak perempuan mereka.
Para penulis peneliti berpendapat bahwa "diagnosis depresi orang tua mungkin memiliki efek yang luas pada aspek penting perkembangan anak di kehidupan mereka di masa depan." Mengingat bahwa kemampuan akademis sang anak yang buruk merupakan salah satu indikator terbesar dalam potensi kesehatan dan pekerjaan mereka di masa depan, hubungan antara tingkat depresi orang tuan dan pendidikan sang anak seharusnya sudah diperhatikan secara serius, dan mereka merekomendasikan untuk melibatkan campur tangan dan dukungan sang anak untuk proses penyembuhan kedua orang tua mereka.
Alemka Berliner, seorang konselor profesional berlisensi yang bekerja dengan anak-anak usia sekolah dan orang tua mereka, setuju bahwa mengobati orang tua akan membantu anak-anak juga.
Sebuah pesan disampaikan oleh White di dalam blognya untuk para orang tua yang mengalami depresi: akuilah bahwa kalian membutuhkan bantuan, carilah teman-teman, anggota keluarga dan para professional dapat kalian percayai untuk memberikan kalian dukungan. "Hal yang paling terbaik yang bisa dilakukan adalah untuk mengatakan bahwa \'saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan, tapi apapun itu, saya akan melakukannya . Saya akan membantumu, dan saya akan mencari seseorang yang dapat membantu kita. \' atau \'Biarkan saya membantumu.\' "
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR